fin.co.id- Ramai di media sosial Istana Garuda Ibu Kota Nusantara (IKN) disebut mirip dengan Istana kelelawar dan bernuansa mistis. Hal ini karena warnanya yang gelap.
Menanggapi itu, perancang Istana Garuda IKN Nyoman Nuarta mengatakan, Istana Garuda dirancang oleh 44 orang ahli.
Hal ini demi menciptakan aspek keamanan dan ketahanan bangunan yang akan menjadi simbol nasional tersebut.
"Mereka nyangka segala macam saya ngerjain. Geblek bangat tuh berpikir seperti itu. Pekerjaan ini dari tim kami saja ada 44 orang (ada) profesor, doktor, ahli tanah, segala macam ahli ada," kata Nyoman dilansir dari Antara, Minggu 11 Agustus 2024.
Baca Juga
- Istana Sebut Kasus Kaesang Naik Jet Pribadi Seperti Ada Faktor Kebencian
- Cazbox by Metranet Dukung Sukses Pengelolaan Stunting di Kab. Boyolali
Nyoman menjelaskan bahwa 44 ahli yang terlibat terdiri dari profesor, doktor, ahli tanah, dan berbagai spesialis lainnya yang berkontribusi dalam memastikan bahwa desain istana tidak hanya indah, tetapi juga aman dan fungsional.
Nyoman menjelaskan bahwa pilihan warna gelap pada Istana Garuda bukan tanpa alasan. Ia menghindari warna-warna mencolok seperti emas yang biasa digunakan pada bangunan mewah.
"Banyak orang terbiasa melihat warna-warna menyala seperti emas, tapi saya tidak ingin menggunakan warna seperti itu untuk Istana Garuda," kata Nyoman.
Dia mengungkapkan dirinya memilih representasi Garuda sebagai bentuk bangunan agar tidak ada kecemburuan dari berbagai daerah di Indonesia. Pasalnya Indonesia memiliki kurang lebih 1.300 suku.
Sementara itu, terkait bentuk Garuda yang nampak memeluk, dia menjelaskan bahwa hal itu mengandung filosofi untuk melindungi bangsa Indonesia.
Baca Juga
- Istana Garuda Dibuka untuk Umum: Apakah Indonesia Akan Miliki Versi White House yang Ramah Publik?
- Gempa Bumi M 5.0 Guncang Bandung Raya, Sejumlah Bangunan Rusak
Ia menambahkan bahwa rangka dalam Istana Garuda dibuat dengan sangat teliti dan cantik, menggunakan baja yang dibeli dari Krakatau Steel. Seluruh rangka dibuat khusus, bukan produk yang dibeli di pasaran.
"Rangka di dalam istana dibuat sendiri, tidak dibeli di toko. Kami menggunakan baja dari Krakatau Steel, dan semuanya dibuat secara khusus," ujarnya pula.
Ia menambahkan bahwa dalam proses desain, banyak aspek teknis yang memerlukan keahlian khusus. Misalnya, ketika membahas mengenai panas dan kondisi termal dalam ruangan.
Dia mengandalkan ahli yang menggunakan perangkat lunak canggih seperti smart geometrik untuk melakukan riset dan pengujian.
"Betul ide dari saya, tapi pembuktiannya saya kan nggak sanggup, saya bukan ahlinya. Misalnya panas ruangannya, termal ruangan itu berapa? Kalau ditanya begitu saya nggak bisa jawab, yang ngejawab ahli saya," ujarnya pula.
Nyoman juga menekankan bahwa proyek ini tidak hanya menekankan pada keindahan dan kewibawaan, tetapi juga pada keamanan.
Dapatkan berita terkini langsung di ponselmu. Ikuti saluran FIN.CO.ID di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029Vajztq