fin.co.id – Desain Istana Garuda di Ibu Kota Nusantara (IKN) mencuri perhatian dengan bentuknya yang memeluk, diartikan sebagai simbol perlindungan oleh sang desainer, Nyoman Nuarta. Namun, desain ini juga memicu perdebatan tentang makna dan tujuan dari karya monumental tersebut.
Dalam wawancara dengan ANTARA, Nyoman Nuarta, yang sebelumnya dikenal dengan Patung Garuda Wisnu Kencana di Bali, menjelaskan bahwa desain Istana Garuda mengandung makna simbolis yang mendalam.
"Desain ini memang dirancang untuk menggambarkan Burung Garuda sebagai Lambang Negara yang melindungi bangsa Indonesia," ungkap Nyoman pada Sabtu, 10 Agustus 2024.
Nyoman menanggapi kritik bahwa bentuk Istana Garuda yang nampak memeluk tampak seperti menunduk. "Jika Garuda mengangkat kepala, akan dianggap sombong. Saya merancang sayapnya seolah memeluk, sebagai simbol perlindungan, bukan kesombongan," jelasnya.
Baca Juga
- Menkes Dilaporkan ke Polisi Soal Kematian Aulia Risma Lestari dan Dugaan Perundungan
- Usut Dugaan Penyelewengan, Polri dan Kejagung Tinjau Lokasi Penyelenggaraan PON XXI Besok
Istana Garuda terletak di atas bukit dengan ketinggian 44 meter dari jalan dan 88 meter dari permukaan laut. Ketinggian total bangunan mencapai 70 meter dari puncak Garuda. Nyoman menegaskan bahwa bukit tempat istana berdiri tidak akan dibongkar untuk menjaga keaslian alam.
Desain lingkungan sekitar juga diperhatikan. Nyoman mengungkapkan bahwa tebing di sekitar istana akan ditanami tanaman untuk menciptakan suasana asri. Ruang tunggu di dalam istana dirancang unik, seolah melayang antara tebing dan langit-langit, tanpa memerlukan pendingin udara karena sirkulasi udara alami yang sejuk.
"Meskipun suhu luar bisa mencapai 35 derajat Celsius, di dalam ruangan bisa turun hingga 24 derajat Celsius," kata Nyoman. Desain ini menegaskan bahwa Istana Garuda tidak hanya sebuah karya arsitektur, tetapi juga sebuah solusi cerdas untuk iklim tropis.
Nyoman dengan tegas menyatakan bahwa desain ini sepenuhnya merupakan hasil kreasi orisinalnya tanpa meniru bangunan lain di dunia. "Ini adalah harga diri bangsa kita. Desain ini murni dari hati kami, bukan tiruan," tegasnya.
Dia juga menyoroti pentingnya memberi ruang bagi generasi muda untuk berkreasi tanpa batasan, dan menanggapi kritik dengan sikap terbuka. "Kritik harus konstruktif, bukan berkaitan dengan isu agama. Setiap karya harus dilihat dari perspektif nasional dan internasional," ujarnya.
Baca Juga
- Upaya Kurangi Emisi Karbon, Pabrik Ajinomoto Gunakan Listrik Bersih PLN dengan 219 Ribu Unit REC Per Tahun
- Fakta-Fakta Pembunuhan Kasir Indomaret Oleh Rekan, Berawal Dari Bercanda Minta Oral Seks Jika Ingin Uang
Dengan desain yang ambisius dan penuh makna ini, Istana Garuda di IKN menjadi sorotan global, memicu diskusi tentang simbolisme, arsitektur, dan identitas nasional. (*)
Dapatkan berita terkini langsung di ponselmu. Ikuti saluran FIN.CO.ID di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029Vajztq