IHSG Diprediksi Lanjutkan Koreksi, Strategi Buy Pada MYOR, HEAL, MIKA, AMMN, JSMR, dan CMRY

fin.co.id - 06/08/2024, 08:03 WIB

IHSG Diprediksi Lanjutkan Koreksi, Strategi Buy Pada MYOR, HEAL, MIKA, AMMN, JSMR, dan CMRY

Ilustrasi - IHSG (Pexels)

fin.co.id – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan melanjutkan pola koreksi pada perdagangan hari ini setelah mengalami penurunan signifikan sebesar 3,4% pada penutupan kemarin di level 7.059.

Koreksi tajam IHSG pada Senin (5/8) dipicu oleh penurunan harga pada 592 saham, dengan hanya 62 saham mengalami penguatan, sementara 134 saham tidak mengalami perubahan harga. Nilai transaksi juga melonjak menjadi Rp14,26 triliun, meningkat dibandingkan dengan transaksi akhir pekan lalu yang hanya mencapai Rp9,73 triliun.

Menurut analisis Tim Riset PT CGS International Sekuritas Indonesia, sentimen negatif dari anjloknya bursa Wall Street mempengaruhi IHSG. Pelemahan bursa AS, dipicu oleh kekhawatiran investor terhadap potensi resesi, berimbas pada pasar saham domestik.

“IHSG diprediksi akan melanjutkan pelemahan, dengan level support di posisi 6.900 dan 6.740, sedangkan resistance-nya di level 7.220 dan 7.380,” ujar Tim Riset CGS International Sekuritas dalam laporan analisis harian untuk perdagangan Selasa (6/8).

Pada perdagangan kemarin, tiga indeks utama di bursa Wall Street berakhir di teritori negatif dengan penurunan signifikan. Indeks Dow Jones ditutup turun 2,6%, S&P 500 melemah 3%, dan Nasdaq anjlok 3,43%.

Pelemahan IHSG hari ini juga dipengaruhi oleh penurunan harga komoditas, termasuk minyak mentah, gas, batubara, emas, minyak sawit mentah (CPO), tembaga, timah, dan bubur kertas.

Meski menghadapi sentimen negatif, Tim Riset CGS International Sekuritas merekomendasikan beberapa saham untuk diperhatikan dalam perdagangan hari ini. Para trader di Bursa Efek Indonesia (BEI) disarankan untuk mengakumulasi pembelian pada saham-saham berikut: MYOR, HEAL, MIKA, AMMN, JSMR, dan CMRY.

Strategi ini diharapkan dapat memanfaatkan potensi rebound dan peluang investasi di tengah ketidakpastian pasar global. (*)

Sigit Nugroho
Penulis