fin.co.id - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, penurunan harga di pasaran hanya terjadi kepada komoditas bahan pangan. Menurutnya, tidak ada yang salah dengan daya beli masyarakat.
"Ini kan yang turun harga-harga pangan, jadi itu memang untuk mengontrol dibandingkan dengan inflasi itu sendiri," kata Menko Airlangga dalam keterangan tertulis resminya, Jumat 2 Agustus 2024.
Selain itu, Airlangga juga optimistis kalau deflasi tidak akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dia menegaskan, tim pengendali inflasi pusat dan daerah masih terus bekerja untuk menjaga tingkat inflasi di angka 2,5 Persen.
"Memang kita ada tim inflasi, TPIP (tim pengendali inflasi pusat) dan TPID (tim pengendali inflasi daerah), yang memang mau menurunkan inflasi," kata Airlangga.
Baca Juga
- Harumkan Nama Indonesia di Kancah Internasional, BPJS Ketenagakerjaan Borong 14 Penghargaan International Social Security Association
- BPJS Ketenagakerjaan Komitmen Berikan Kontribusi Terbaik di HUT Ke-47
Menurut Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance Tauhid Ahmad, deflasi ini kemungkinan besar disebabkan oleh harga yang terlalu tinggi di pasaran, yang disertai dengan kemampuan daya beli masyarakat yang rendah. Selain itu, ia juga menyebutkan, inflasi yang terjadi adalah salah satu faktor yang menyebabkan adanya fenomena deflasi ini.
"Jadi ada pelemahan daya beli. Karena tadi harga terlalu tinggi, jadi pada enggak mampu beli. Inflasi sendiri memang seperti pedang bermata dua, terlalu tinggi enggak bagus terlalu rendah juga enggak bagus, akhirnya kita mengalami fase ini. Daya beli rendah sehingga para produsen menurunkan harga jual," kata Tauhid saat dihubungi Disway Group, Jumat 2 Agustus 2024.
Menurut Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti, meningkatnya pasokan pangan di pasaran juga menjadi salah satu faktor di balik deflasi ini.
"Tiga bulan terakhir ini deflasi disumbang oleh volatile food secara month-to-month (m-t-m), jumlah pasokan di pasar juga cukup. Secara umum, inilah penyumbang deflasi," kata Amalia, Kamis 1 Agustus 2024.
Melansir data data Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia tercatat telah mengalami inflasi selama tiga bulan berturut-turut. Dalam data tersebut, disebutkan juga bahwa tingkat deflasi Indonesia sudah mencapai angka 0,18 persen secara bulanan (month-to-month/m-t-m).
Baca Juga
- Usai Bertemu Prabowo, DPR Sebut PPN 12 Persen Sasar Orang Kaya
- Xooply by Metranet Hadirkan Kemudahan Layanan eMeterai
(Bia)
Dapatkan berita terkini langsung di ponselmu. Ikuti saluran FIN.CO.ID di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029Vajztq