fin.co.id - Kasus selebgram meninggal usai sedot lemak sangat viral dan menjadi pembahasan dalam waktu beberapa hari terakhir.
Adalah WSJ Klinik, tempat selebgram meninggal usai sedot lemak. Selebgram yang bernama Ella Nanda Sari (24) itu meninggal usai sedot lemak di kedua tangannya.
Pengacara WSJ klinik, Rikardo Siahaan menjelaskan kronologi selebgram meninggal usai sedot lemak tersebut.
Rikardo mengatakan, awalnya Ella datang ke klinik kecantikan WSJ seorang diri sambil membawa berkas administrasi untuk pendaftaran.
“Setelah tahapan itu, Ella masuk ke ruang tindakan, sedot lemak,” kata Rikardo, dikutip Selasa 30 Juli 2024.
Rikardo menjelaskan, selebgram meninggal usai sedot lemak di kedua lengannya.
Pada proses sedot lemak di lengan pertama, semuanya berjalan sesuai rencana, berjalan lancar dan normal. Bahkan usai sedot lemak pertama, selebgram asal Medan, Sumatera Utara itu sempat mengabadikan lengannya dan kedua tangannya melalui kamera HP miliknya.
Baca Juga
Permasalahan timbul saat dokter melakukan penyedotan lengan kedua. Rikardo menyebut bahwa korban sempat mengigau hingga akhirnya tindakan diberhentikan.
“Karena saat itu Ella mengigau, membuat dokter menghentikan tindakan dan langsung memberikan infus, setelah diinfus, dokter mengetahui ada pembuluh darah yang pecah,” ungkapnya.
Beberapa saat kemudian, korban tidak sadarkan diri hingga akhirnya dilarikan ke RS Bunda di Jalan Margonda Raya, Depok. Namun setibanya di rumah sakit, korban sudah meninggal dunia.
“Dalam proses sedot lemak jika klinik kecantikan tidak dilengkapi pengecekan laboratorium, pasien akan diminta melakukan pengecekan di laboratorium rumah sakit manapun, agar dokter klinik kecantikan mengetahui kondisi pasien saat akan dilakukan tindakan,” ujar Rikardo.
Rikardo mengatakan, dari hasil pengecekan laboratorium, dokter menyatakan pasien dalam kondisi baik sebelum melakukan sedot lemak.
Kepada dokter, korban juga mengaku sudah menjalani istirahat selama dua hari sebelum melakukan tindak medis.
“Setelah jalani rangkaian pemeriksaan termasuk tensi darah yang hasil pemeriksaannya normal, korban langsung melakukan tindakan,” ucapnya.
Usai tindakan, korban ternyata tidak jujur kepada dokter karena belum menjalani istirahat sebagai prosedur penanganan medis.