fin.co.id — Serangan roket menghantam Dataran Tinggi Golan yang dikuasai Israel, menyebabkan sedikitnya 11 orang tewas dalam insiden tersebut. Serangan rudal terjadi pada Sabtu 27 Juli kemarin, tepat mengenai lapangan sepak bola di wilayah tersebut.
Video di media social menunjukkan paramedis bergegas mengevakuasi korban dari lapangan sepak bola menuju ambulans setelah terjadinya ledakan tu.
Ha'il Mahmoud, seorang warga, mengatakan kepada Saluran 12 bahwa anak-anak sedang bermain sepak bola ketika roket menghantam lapangan. Dia mengatakan sirene terdengar beberapa detik sebelum roket menghantam, tetapi tidak ada waktu untuk berlindung.
Israel menuding Hizbullah di balik serangan itu. Juru bicara utama militer Israel, Laksamana Muda Daniel Hagari, menyebutnya serangan itu yang paling mematikan sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 yang memicu perang di Gaza.
Baca Juga
- Fakta-Fakta Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol Dimakzulkan: Bermula dari Pemberlakuan Darurat Militer
- Yoon Suk Yeol Ditangguhkan dari Tugas-Tugas Kepresidenan Korea Selatan
“Tidak diragukan lagi bahwa Hizbullah telah melewati semua batas merah di sini, dan tanggapannya akan mencerminkan hal itu,” kata Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, kepada Saluran Israel 12, dilansir dari AP, Minggu 28 Juli 2024.
“Kita hampir sampai pada saat kita menghadapi perang habis-habisan," katanya lagi.
Sementara itu, juru bicara utama Hizbullah, Mohammed Afif, mengatakan kepada The Associated Press bahwa pihaknya membantah dalang dari serangan itu. “Dengan tegas menyangkal melakukan serangan terhadap Majdal Shams," katanya.
Serangan di lapangan sepak bola itu, tepat sebelum matahari terbenam atau Sabtu sore. Serangn itu terjadi di hari yang sama ketika adanya kontak senjata di lintas batas Israel-Lebanin. Hizbullah mengatakan tiga pejuangnya tewas dalam kontak senjata itu, tanpa menyebutkan lokasinya.
Militer Israel mengatakan angkatan udaranya menargetkan depot senjata Hizbullah di desa perbatasan Kfar Kila, dan menambahkan bahwa militan berada di dalam pada saat itu.
Baca Juga
- Pemakzulan Presiden Yoon Suk Yeol Disetujui Majelis Nasional Korea Selatan
- Korsel Memanas! Presiden Yoon Suk Yeol Resmi Dilengserkan
PM Benjamin Netanyahu, yang sedang berkunjung ke Amerika Serikat, mengatakan ia akan mempersingkat perjalanannya beberapa jam, tanpa menyebutkan kapan ia akan kembali. Dikatakan bahwa ia akan mengadakan pertemuan dengan Kabinet Keamanan setelah tiba di negaranya..
Anggota sayap kanan pemerintahan Netanyahu menyerukan tanggapan keras terhadap Hizbullah. Namun, Hizbullah yang memiliki angkatan militar jauh lebih unggul dari pada Hamas ini, akan menjadi tantangan bagi militer Israel. (*)
Dapatkan berita terkini langsung di ponselmu. Ikuti saluran FIN.CO.ID di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029Vajztq