fin.co.id - Ketua Umum Ikatan Apoteker Indonesia, Noffendri Roestam sebanyak 90 persen obat di Indonesia diproduksi di dalam negeri. Hanya saja 10 persen sisanya dikuasai oleh asing.
"Jadi kalau dikatakan 90 persen menguasai pasar ini produk dalam negeri, seharusnya kita bangga sama industri farmasi Indonesia," kata Noffendri ditemui di Palmerah, Jakarta Barat, Kamis 25 Juli 2024.
"Kita sudah mandiri dari sisi produk, 90 persen dikuasai produk dalam negeri, hanya 10 persen dikuasai asing," tambahnya.
Lebih lanjut, soal pernyataan dari Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin yang mengatakan bahwa harga obat di Indonesia lebih ketimbang di luar negeri contohnya, Malaysia.
Hal tersebut dikarenakan faktor bahan baku obat di Indonesia masih mengandalkan sektor impor.
Kendati demikian, harga obat di Indonesia masih tergolong murah karena adanya program JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) oleh pemerintah. Sehingga, pernyataan dari Menkes Budi dibantah keras oleh IAI.
"Ada yang menyatakan harga obat di Indonesia mahal karena bahan baku. Bahan bakunya impor jadi mahal saya jelaskan kenapa penting Indonesia itu punya bahan baku sendiri," ucap Noffrendi.
Baca Juga
"Kalau harga bakan baku obat kita belum kompetitif, masih memilih bahan baku yang di luar. Tapi walaupun bahan bakunya impor, harganya sama, ekonomis, terjangkau, jadi bahan baku itu bukan penyebab harganya mahal," pungkasnya. (DSW/HAS)