Ikatan Apoteker Indonesia Buka Suara Soal Pernyataan Menkes Budi Harga Obat Lebih Mahal Ketimbang di Luar Negeri

fin.co.id - 25/07/2024, 22:36 WIB

Ikatan Apoteker Indonesia Buka Suara Soal Pernyataan Menkes Budi Harga Obat Lebih Mahal Ketimbang di Luar Negeri

Noffrendi Roestam, Ketua Umum Ikatan Apoteker Indonesia (DIsway/Hasyim Ashari)

fin.co.id - Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) buka suara soal pernyataan dari Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin yang menyebut bahwa harga obat di Indonesia lebih mahal ketimbang di luar negeri seperti di Malaysia.

Ketua Umum Ikatan Apoteker Indonesia, Noffendri Roestam mengatakan bahwa yang dimaksud oleh Menkes Budi harga obat mahal tersebut adalah originator yang hanya 10 persen saja.

Sementara, pada kategori obat generik dan generik bermerk harganya jauh lebih murah ketimbang originator.

Harga obat generik ini jauh lebih murah daripada obat paten, sekitar 30–50 persen lebih rendah. Sedangkan harga obat generik jauh lebih murah lagi dari obat generik bermerek,” kata Noffendri ditemui di Palmerah, Jakarta Barat, Kamis 25 Juli 2024.

"Di Indonesia, obat yang beredar itu ada tiga jenis. Yang pertama adalah obat originator, ini adalah obat yang pertama kali ditemukan oleh perusahaan farmasi karena berdasarkan hasil risetnya maka. Disebut dengan obat originator dengan masa paten 5-20 tahun," sambungnya.

Pendorong besar harga obat generik di Indonesia murah menurut Noffendri, adalah karena adanya program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

Dengan mengikuti alur pendistribusian JKN, industri farmasi akhirnya berpaku pada target volume penjualan namun harganya sudah ditetapkan melalui e-katalog.

"Industri farmasi itu kan butuh biaya RnD kan, riset and development. Bisa dicari datanya berapa dana yang disiapkan industri farmasi ini untuk RnD karena sudah tertekan harga," ucapnya. (DSW/HAS)

Sigit Nugroho
Penulis