fin.co.id - Kurs rupiah hari ini, Selasa 23 Juli 2024 diprediksi masih akan melemah terhadap dolar. Dua sentimen masih akan mempengaruhi kinerja rupiah hari ini.
Sentimen ketidakpastian hasil pilpres AS setelah Joe Biden mundur sebagai kandidat presiden dari Partai Demokrat dan juga Israel yang melakukan serangan militer ke Yaman.
Mengutip data Bloomberg pada Selasa, 23 Juli 2024 pukul 09.17 WIB, kurs rupiah sedang diperdagangkan di level Rp16.200 per dolar AS, posisi tersebut menguat 20 poin atau 0,12 persen jika dibandingkan akhir perdagangan Senin sore, 22 Juli 2024 kemarin di level Rp16.220 per dolar AS.
Pengamat pasar keuangan, Ariston Tjendra, mengatakan bahwa pelaku pasar menunggu petunjuk lebih lanjut mengenai kondisi inflasi AS dari data Core PCE Price Index AS yang akan dirilis di akhir pekan ini.
"Keyakinan pasar soal pemangkasan suku bunga acuan AS akan meningkat bila data memperlihatkan penurunan inflasi," kata Ariston dalam keterangan tertulis, pagi ini.
Di sisi lain, dua event mendorong penguatan dolar AS seperti pengunduran Biden sebagai calon Presiden AS, saling serang antara Houthi Yaman dengan Israel.
Mundurnya Biden dan mungkin digantikan calon yang kurang populer dari Demokrat, memperbesar peluang Trump dari Republik untuk memenangkan pemilu Presiden AS.
Baca Juga
"Di masa kepresidenan Trump, kebijakannya yang pro dalam negeri AS dan membuat perseteruan dagang dengan negara lain, mendorong penguatan dolar AS," ujar Ariston.
Serangan balasan Israel ke Yaman, bisa memunculkan perang baru dan memperbesar konflik di Timur Tengah yang bisa mengganggu perekonimian global. Ini tentu saja bisa memicu pelaku pasar masuk ke aset aman di dolar AS dan emas.
"Peluang pelemahan rupiah hari ini ke kisaran Rp16.260 per dolar AS, dengan potensi support di kisaran Rp16.180 per dolar AS," pungkas Ariston. (*)