fin.co.id - Presiden AS Joe Biden menyerukan kepada warga Amerika untuk bersatu pasca percobaan pembunuhan terhadap mantan presiden Donald Trump.
"Kita berdebat dan bertentangan, kita membandingkan dan mengontraskan karakter para calon, rekam jejak, masalah, agenda, visi untuk Amerika. Namun di Amerika, kita menyelesaikan perbedaan kita di kotak suara. Begitulah cara kita melakukannya, di kotak suara—bukan dengan peluru," kata Biden ketika berpidato di hadapan rakyat dari Ruang Oval, Minggu (14/7).
Lebih lanjut, dia menegaskan bahwa kekuatan untuk mengubah Amerika harus selalu berada di tangan rakyat, bukan di tangan pelaku percobaan pembunuhan.
Menyadari bahwa perbedaan pendapat tidak dapat dihindari dalam demokrasi, Biden mengatakan bahwa politik tidak boleh menjadi medan perang sesungguhnya, apalagi menjadi medan pembantaian.
Baca Juga
- Biden Dukung Israel Respon Serangan Iran, Tapi Jangan ke Situs Nuklir!
- Amerika Serikat dan Israel Bertemu Bahas Situasi Timur Tengah
"Kita tidak boleh membiarkan kekerasan ini menjadi hal yang biasa. Retorika politik di negara ini telah menjadi sangat panas. Sudah waktunya untuk mendinginkannya. Kita semua memiliki tanggung jawab untuk melakukan itu," katanya.
"Saya percaya politik seharusnya menjadi arena untuk perdebatan yang damai. Kita semua kini menghadapi masa ujian menjelang pemilu," ujar Biden, menambahkan.
Petahana presiden dari Partai Demokrat itu kembali menegaskan bahwa kekerasan bukanlah jawaban dari perbedaan politik.
Ia merujuk pada kasus kekerasan lainnya di antaranya penembakan terhadap anggota Kongres AS dari kedua partai, penyerangan terhadap Gedung Kongres atau Capitol oleh massa pada 6 Januari 2021.
Kemudian serangan brutal terhadap suami mantan Ketua DPR Nancy Pelosi, ataupun informasi dan intimidasi terhadap pejabat pemilu, atau rencana penculikan terhadap gubernur yang sedang menjabat.
Baca Juga
- Paus Fransiskus Serukan Gencatan Senjata dan Pembebasan Sandera di Gaza
- Mesir Dukung Seruan Macron untuk Penangguhan Pasokan Senjata ke Israel
Mengenai upaya pembunuhan terhadap Trump dalam kampanye di Negara Bagian Pennsylvania, Sabtu (13/7), Biden mengatakan motif penembak, yang diidentifikasi sebagai Thomas Matthew Crooks (20), masih belum diketahui.
Dia mengatakan para penegak hukum sedang menyelidiki insiden tersebut.
Crooks ditembak mati oleh seorang agen pasukan pengamanan presiden AS atau Secret Service setelah ia melepaskan tembakan dari tempat yang menurut agen tersebut merupakan posisi tinggi di luar lapangan Butler, Pennsylvania, tempat Trump berpidato di hadapan para pendukungnya menjelang pemilu presiden November mendatang.
Sebelumnya pada Minggu, Biden mengatakan ia telah berbicara dengan Trump melalui sambungan telepon.
"Saya sangat bersyukur bahwa ia baik-baik saja, dan dalam tahap pemulihan. Kami sempat berbincang sebentar tetapi menyenangkan. (Ibu Negara) Jill dan saya terus mendoakannya dan keluarganya," kata Biden.
Penembakan itu tidak hanya melukai Trump, tetapi juga menewaskan satu korban dan menyebabkan dua orang lainnya luka kritis.
Dapatkan berita terkini langsung di ponselmu. Ikuti saluran FIN.CO.ID di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029Vajztq