fin.co.id - Pihak SMAN 18 Kabupaten Tangerang buka suara soal dugaan pungutan liar (pungli) perpindahan siswa yang dilakukan oleh oknum guru di sekolah tersebut.
Kepala Sekolah SMAN 18 Kabupaten Tangerang, Mariani menepis isu tersebut. Ia menegaskan dugaan pungutan yang dilakukan oleh oknum guru itu tidak ada.
Sebab, dirinya selalu mengawasi guru atau panitia PPDB selama proses penerimaan siswa berlangsung.
"Tidak ada pungutan. Kami menjamin tidak ada pungutan dalam PPDB apalagi perpindahan siswa dari sekolah ke sekolah," tegasnya, Rabu 10 Juli 2024.
Baca Juga
- Seorang Pria di Bekasi Pukul Teman Hingga Tewas Akibat Pinjam Piring
- Camat Mesum dengan Bidan di Parkiran Rumah Sakit Rengasdengklok Bakal Disanksi Berat
Ia menjelaskan terkait dengan perpindahan siswa tersebut, sebenarnya bukan tidak diterima namun, siswa harus menambah pembelajaran karena di SMAN 18 Kabupaten Tangerang telah menerapkan kurikulum merdeka.
"Soal masalah itu kita bukan nggak mau terima, tetapi karena kurikulum kita sudah merdeka sedangkan sekolah yang ditempatinya saat ini masih kurikulum 2013. Jadi harus nambah pelajaran, apakah murid itu siap?," tuturnya.
Agar tidak terbebani dengan pelajaran yang ada, maka dari itu, pihak SMAN 18 Kabupaten menyarankan kepada orang tua siswa untuk pindah sekolah dengan kurikulum yang sama yaitu kurikulum 2013.
"Kita bisa nerima pastinya, tapi banyak persyaratan dan perubahan yang harus dirubah dalam Dapodik itu. Dan pelajaran bagi siswa pun lebih banyak. Jadi seperti itu," ujarnya.
Lanjutnya, yang dituduhkan kepada SMAN 18 Kabupaten Tangerang itu bukanlah Pungli, melainkan untuk pembelian atribut siswa yang masuk ke koperasi dan untuk siswa kegiatan selama di sekolah.
Baca Juga
- Pembunuh Kasir Indomaret Minta Maaf ke Keluarga Korban: Saya Menyesal
- Gelapkan Uang Rp26 Miliar Milik Perusahaan, Warga Korsel Ditangkap Penyidik Kejaksaan Tangerang
"Saya ga pernah meminta, kalo soal koperasi itu kan memang diwajibkan, jadi itu hanya untuk membayar baju dan keperluan siswa lainnya. Tidak sampai Rp4-5 juta," jelasnya.
Kendati demikian, dirinya tidak segan-segan untuk memecat apabila ada guru atau panitia yang bermain (melakukan pungutan) soal penerimaan siswa atau siswi.
"Saya tegaskan, saya gaakan segan memecat bila memang ada oknum guru yang bermain dibelakang saya," tandasnya.
Dapatkan berita terkini langsung di ponselmu. Ikuti saluran FIN.CO.ID di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029Vajztq