fin.co.id - Sejumlah data terbaru yang dirilis tadi malam menunjukkan perekonomi Amerika melambat. Hal ini membuat kurs rupiah diprediksi menguat terhadap dolar dalam perdagangan hari ini, Kamis 4 Juli 2024.
Mengutip data Bloomberg pada pukul 09.09 WIB hari ini, kurs rupiah sedang diperdagangkan di level Rp16.332 per dolar AS, menguat 39 poin atau 0,24 persen dibandingkan akhir perdagangan Rabu sore, 3 Juli 2024 yang berada di level Rp16.371 per dolar AS.
Pengamat pasar keuangan, Ariston Tjendra, mengatakan bahwa kurs rupiah berpotensi menguat pagi ini setelah data-data ekonomi AS yang dirilis semalam menunjukkan angka yang di bawah perkiraan para pelaku pasar.
"Data tenaga kerja yaitu Non-Farm Payrolls versi ADP bulan Juni dan klaim tunjangan pengangguran mingguan mengalami kenaikan di bawah perkiraan pasar," kata Ariston dalam keterangan tertulis, pagi ini.
Kemudian data PMI sektor jasa bulan Juni menunjukkan sektor jasa di AS mengalami kontraksi. Padahal bulan sebelumnya masih di level ekspansi (di atas angka 50).
"Hasil ini meningkatkan peluang pemangkasan suku bunga acuan AS tahun ini," ujar Ariston.
Sebagaimana diketahui, data tenaga kerja AS tadi malam menambah bukti lebih lanjut bahwa pasar tenaga kerja melambat. Perusahaan-perusahaan AS mempekerjakan pekerja dengan laju yang lebih moderat pada Juni dan pertumbuhan upah menurun dalam data penggajian swasta dari ADP Research Institute.
Baca Juga
Klaim berulang untuk tunjangan pengangguran naik selama sembilan minggu berturut-turut, rentang terpanjang sejak 2018 yang mengindikasikan semakin banyak orang yang mengalami kesulitan mencari pekerjaan baru.
Kedua laporan tersebut, yang muncul sebelum laporan ketenagakerjaan pemerintah pada Jumat, menunjukkan permintaan yang lebih lemah untuk pekerja.
Sebuah indikator terpisah yang diterbitkan pada Rabu menunjukkan bahwa sektor jasa AS mengalami kontraksi bulan lalu dengan laju tercepat dalam empat tahun terakhir, tanda lain bahwa ekonomi kehilangan tenaga.
Pelaku pasar masih menunggu data penting lagi yaitu data tenaga kerja AS bulan Juni versi pemerintah. "Potensi penguatan ke arah Rp16.300 per dolar AS, dengan potensi resisten di kisaran Rp16.400 per dolar AS," pungkas Ariston. (*)