Kurs Rupiah Ditutup Menguat Terbatas, Didorong Pernyataan Dovish Jerome Powell Bos The Fed

fin.co.id - 03/07/2024, 17:05 WIB

Kurs Rupiah Ditutup Menguat Terbatas, Didorong Pernyataan Dovish Jerome Powell Bos The Fed

Kurs Rupiah Terhadap Dolar Hari Ini - Adanya Harapan Bangkit

fin.co.id - Kurs rupiah hari ini, Rabu 3 Juli 2024 ditutup menguat tipis jika dibandingkan pada perdagangan sehari sebelumnya, Selasa 2 Juli 2024. Peguatan tersebut didorong oleh pernyataan Chairman Bank Sentral Amerika Federal Reserve atau The Fed yang sedikit dovish.

Mengutip data Bloomberg pada Rabu, 3 Juli 2024 pukul 15.00 WIB, kurs rupiah berada di level Rp16.371 per dolar AS, menguat 25 poin atau 0,15% dibandingkan akhir perdagangan Selasa kemarin yang ada di level Rp16.396 per dolar AS.

Direktur PT. Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, mengatakan indeks dolar AS melemah hari ini setelah Chairman the Fed Jerome Powell memberikan komentarnya yang agak dovish, menunjukkan bahwa bank sentral AS kemungkinan besar akan memulai siklus pelonggaran pada akhir tahun ini.

Namun rilis data lowongan pekerjaan AS untuk bulan Mei ternyata lebih besar dari ekspektasi pasar yaitu 8,14 juta berbanding 7,96 juta. Yang artinya, kondisi ketenagakerjaan AS masih bagus dan berpeluang mendorong inflasi AS.

"Ini agak membatasi penguatan kurs rupiah hari ini," kata Ibrahim dalam keterangannya, Rabu sore.

Menyusul laporan JOLTS dan komentar Powell semalam, suku bunga berjangka AS memperkirakan peluang penurunan suku bunga sebesar 69% pada bulan September. Proyeksi ini naik dari sekitar 63% pada hari Senin, menurut perhitungan LSEG.

"Pelaku pasar juga memperkirakan satu atau dua kali penurunan suku bunga pada tahun 2024," ujar Ibrahim.

Di dalam negeri, Kementerian Keuangan mencatat posisi utang pemerintah mencapai Rp8.353,02 triliun pada Mei 2024. Jumlah utang itu naik sebesar Rp14,59 triliun dibandingkan posisi bulan sebelumnya yang senilai Rp8.338,43 triliun.

Dikutip dari Buku APBN Kita Edisi Juni 2024, rasio utang pemerintah tersebut setara 38,71 persen terhadap Produk Domestik bruto (PDB) Indonesia. Ini artinya tetap konsisten terjaga di bawah batas aman 60 persen PDB sesuai UU Nomor 17/2003 tentang Keuangan Negara, serta lebih baik dari yang telah ditetapkan melalui Strategi Pengelolaan Utang Jangka Menengah 2024-2027 di kisaran 40 persen.

Namung rasio utang per akhir Mei 2024, terus menunjukkan tren penurunan dari angka rasio utang terhadap PDB 2021 yang tercatat 40,74%, 2022 di 39,70% dan 2023 di 39,21%.

"Ini menjadi sentimen positif yang ikut membantu penguatan kurs rupiah sore ini. Mayoritas utang pemerintah per Januari 2024 masih didominasi oleh instrumen SBN, yakni 87,96% dan sisanya pinjaman 12,04%," pungkas Ibrahim. (*)

Sigit Nugroho
Penulis