News

9 Kerangka Manusia Diduga Tentara Jepang PD II Ditemukan di Papua

fin.co.id - 29/06/2024, 05:40 WIB

Ilustrasi kerangka manusia. (Getty Image)

fin.co.id-  Tim Teknis Gabungan Indonesia dan Jepang berhasil mengumpulkan sembilan kerangka manusia yang diduga kuat sebagai tentara Jepang yang gugur pada Perang Dunia II.

Kerangka tersebut ditemukan di Kabupaten Biak Numfor, Provinsi Papua yang pada 1944 silam tercatat sebagai salah satu wilayah pertempuran antara Jepang dan Amerika Serikat.

Saat ini, kerangka-kerangka tersebut telah sampai di Jakarta untuk diteliti lebih lanjut dan dilakukan tes DNA.

“Terlepas dari sejarah masa lalu, tentunya upaya ini merupakan misi kita untuk memuliakan manusia, sekaligus pengingat agar tidak terulang di masa mendatang,” ujar Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Hilmar Farid di Jakarta, Jumat, 28 Juni 2024.

Baca Juga

Untuk diketahui, Tim Teknis Gabungan ini dibentuk pada 2019 melalui perjanjian antara Kemdikbudristek dan Kedubes Jepang untuk melakukan ekskavasi, pengumpulan, dan pemulangan sisa-sisa jasad tentara Jepang yang gugur pada Perang Dunia II di Provinsi Papua dan Papua Barat.

Penanggung jawab pelaksana perjanjian adalah Kemendikbudristek Republik Indonesia serta Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan Jepang dengan dipimpin oleh perwakilan Pemerintah Indonesia.

Meski sempat terkendala pandemi, kedua belah pihak kembali menandatangani perpanjangan perjanjian pada 21 Juni 2022 sehingga proyek dua negara tersebut berlaku hingga 25 Juni 2025.

Lebih lanjut, kegiatan dilakukan dengan memperhatikan kaidah ilmiah, akademis, kesehatan, dan aspek sosial-budaya.

Pada pencarian di Pulau Biak, 20-30 Mei 2024 ditemukanlah sejumlah kerangka yang diperkirakan sebagai sembilan individu tentara yang gugur.

Baca Juga

Jumlah tersebut dinilai masih sedikit jika dibandingkan dengan puluhan ribu tentara Jepang yang berada di wilayah tersebut ketika perang terjadi.

Meski begitu, pihaknya menilai kegiatan ini berhasil menerapkan Prosedur Operasional Standar yang telah disepakati bersama.

Sehingga, dengan ditambah evaluasi, diharapkan hasil yang diperoleh pada kegiatan berikutnya akan lebih baik lagi.

Di samping itu, Direktur Perlindungan Kebudayaan Judi Wakjudin menegaskan bahwa kegiatan eskavasi, pengumpulan, dan repatriasi kerangka ini bukan sebatas identifikasi, melainkan juga mengetahui detail mengenai siapa namanya dan keluarga yang masih ada saat ini.

“Oleh karena itu, kegiatan ini sarat dengan nilai kemanusiaan yang merupakan salah satu nilai yang dijunjung tinggi oleh bangsa Indonesia,” tambahnya.

Adapun langkah berikutnya ang akan dilakukan adalah repatriasi atau pengembalian kerangka sembilan terduga tentara Jepang tersebut ke Tanah Air-nya. (Anisa/dsw). 

Afdal Namakule
Penulis
-->