Ekonomi

Kurs Rupiah Menguat 0,29 Persen Hari ini (19/6), Faktor Domestik dan Internasional Jadi Pendorong

fin.co.id - 19/06/2024, 16:17 WIB

Ilustrasi Uang Rupiah

fin.co.id - Kurs rupiah menguat terhadap dolar AS di penutupan perdagangan hari ini, Rabu 19 Juni 2024. Penguatan rupiah tersebut didorong sentimen positif data perdagangan Indonesia pada Mei dan melemahnya Indeks Dolar AS (DXY), seiring membesarnya ekspektasi penurunan suku bunga The Fed akan dimulai pada September mendatang.

Mengutip data Bloomberg, kurs rupiah mengakhiri jam perdagangan hari ini di level Rp16.365 per dolar AS, menguat 47 poin atau 0,29% dibandingkan akhir perdagangan Jumat 14 Juni 2024 lalu di level Rp16.412 per dolar AS.

Direktur PT. Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, mengatakan indeks dolar AS melemah hari ini. Penjualan ritel AS hampir tidak meningkat pada bulan Mei dan data untuk bulan April direvisi jauh lebih rendah.

"Data tersebut menunjukkan bahwa aktivitas ekonomi AS mulai lesu pada kuartal II 2024," kata Ibrahim dalam keterangan tertulis, sore ini.

Baca Juga

Pelaku pasar kini memperkirakan kemungkinan besar 67% bahwa The Fed akan mulai menurunkan suku bunga acuan pada bulan September, menurut alat CME FedWatch, dengan perkiraan penurunan sebesar hampir 50 basis poin untuk sisa tahun ini.

Sementara itu, inflasi Inggris kembali ke target Bank of England sebesar 2% pada bulan Mei untuk pertama kalinya dalam hampir tiga tahun. Penurunan inflasi indeks harga konsumen tahunan psds angka 2,3% di bulan April sejalan dengan ekspektasi median para ekonom dalam jajak pendapat Reuters.

"Capaian ini menandai penurunan tajam dari angka tertinggi dalam 41 tahun sebesar 11,1% yang dicapai pada bulan Oktober 2022," jelas Ibrahim.

Pasar memperkirakan peluang sekitar 50% penurunan suku bunga pertama pada bulan Agustus mendatang. BoE bertemu pada hari Kamis untuk membahas kebijakan suku bunga, namun diperkirakan tidak akan melakukan perubahan apa pun.

Di dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan Indonesia pada Mei 2024 kembali mencetak surplus USD2,93 miliar, atau naik USD0,21 miliar secara bulanan.

Baca Juga

Secara kumulatif, surplus neraca perdagangan RI mencapai USD13,06 miliar, tercatat surplus selama 49 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.

Ini menjadi sentimen positif yang ikut mendukung penguatan kurs rupiah sore ini. "Surplus pada Mei 2024 ini lebih tinggi dari bulan April lalu dan bulan Mei 2023," pungkas Ibrahim. (*)

Sigit Nugroho
Penulis
-->