Catatan Dahlan Iskan . 16/06/2024, 05:00 WIB

Tambang Gethuk

Penulis : Afdal Namakule
Editor : Admin

"Coba lihat sampeyan-sampeyan ini, melarat semua. Sudah berapa lama melarat seperti ini," katanya.

"Warga NU itu saking sudah lamanya melarat sampai pun imajinasi untuk menjadi kaya saja tidak punya," katanya.

Gus Yahya rupanya juga mendengar sorotan ini: mengapa tidak mengutamakan penggalangan iuran anggota saja. Kalau setiap warga NU urunan Rp 2.000 saja seminggu sekali, hasilnya sudah lebih banyak dari tambang batu. bara. Apalagi pasti banyak yang tidak sekadar Rp 2 000 --harga sebatang rokok yang paling murah.

Si pengusul kelihatannya belum pernah jadi pengurus ormas: betapa sulitnya mengumpulkan iuran dari anggota. Padahal, kewajiban iuran itu sudah ditegaskan dalam konstitusi ormas: di anggaran dasar dan anggaran rumah tangga mereka.

Mungkin hanya Muhammadiyah yang relatif bisa menjalankan amanat konstitusi organisasi itu.

Soal iuran anggota itu Gus Yahya hanya bisa menanggapi dengan melucu. "Mau mengembangkan sumber daya manusia kok pakai iuran. Ini pasti gara-gara terlalu lama melarat sehingga imajinasi pun tidak punya".(Dahlan Iskan)

           
© 2024 Copyrights by FIN.CO.ID. All Rights Reserved.

PT.Portal Indonesia Media

Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210

Telephone: 021-2212-6982

E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com