News

Kasatgas Pembangunan IKN Jamin KIPP Tidak Banjir, 14 Embung Tampungan Air Sudah Selesai Dibangun

fin.co.id - 16/06/2024, 07:22 WIB

Bendungan Sepaku Semoi, salah satu infrastruktur yang dipersiapkan sebagai dukungan air baku dan pengendali banjir di kawasan IKN Nusantara. (dok Kementerian PUPR)

fin.co.id - Ketua Satgas Pembangunan Infrastruktur IKN Kementerian PUPR Danis Hidayat Sumadilaga optimis, Ibukota Nusantara (IKN) aman dari bencana banjir. Pasalnya, selain sistem drainase sudah baik, pembangunan 14 embung tampungan air di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) juga sudah rampung. 

Hal itu dikatakan Danis saat berbincang dengan awak media dari Forum Sahabat Infrastruktur di ruang kerjanya akhir pekan lalu, Jumat 14 Juni 2024. Menurut Danis, IKN Nusantara sudah didesain sedemikian rupa, dengan sistem drainase yang baik agar kawasan yang nantinya seluas 250.000 hektare itu aman dari bahaya banjir. 

"Enggak, gak ada banjir IKN. Kita kan menggunakan drainase-drainase. KIta kan disana, untuk di area itu, pertama kita membuat area yang KIPP sekarang itu 14 embung sudah jadi dengan kolam retensi. Kemudian yang lebih luas lagi, dengan adanya Bendungan Sepaku Semoi itu juga bisa mengontrol Sungai Tengin. Jadi artinya sebetulnya penanganan atau upaya untuk mengatasi supaya tidak banjir itu sudah ada," kata Danis.

"Kita menggunakan saluran-saluran yang ada untuk mengalirkan air menuju ke arah embung dan sebagainya. Ada kedengaran banjir lagi gak? mudah-mudahan enggak ya," sambung Danis lagi.  

Baca Juga

Tol IKN Selesai, Balikpapan - KIPP Hemat Waktu Tempuh 1 Jam

Ketua Satgas Pembangunan IKN Kementerian PUPR, Danis Hidayat Sumadilaga, saat berbincang dengan Forum Sahabat Infrastruktur di ruang kerjanya, JUmat 14 JUni 2024. (FIN/Sigit Nugroho)

Adapun terkait dengan musim hujan yang sedang terjadi di kawasan IKN, Danis mengatakan hal tersebut tidak mengganggu jadwal pembangunan. Sebab, pihaknya bekerjasama dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), telah melakukan 2 metode rekayasa cuaca. 

"Sudah kita lakukan 2 rekayasa cuaca, karena kita sudah punya jadwal, contohnya kemarin waktu pengisian embung, kalau curahnya terlalu tinggi. Kalau kurang kita rekayasa untuk menambah (curah hujan), kalau kita kurang kita tambah, Itu ilmiah ya, dengan BMKG," jelasnya. (*)

Baca Juga

Sigit Nugroho
Penulis