fin.co.id - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan melemah pekan ini, terbebani data non-farmer payrolls Amerika Serikat tetap solid. Kondisi tersebut membuat ekspektasi penurunan suku bunga Federal Reserve (The Fed) pada September 2024 mengecil.
Praktisi pasar modal dan Dosen Magister Ekonomi Universitas Atma Jaya dan Universitas Trisakti, Hans Kwee, mengatakan perekonomian Amerika menciptakan lebih banyak lapangan kerja dan penggajian periode Mei meningkat. Data tenaga kerja ini, khususnya kenaikan upah, menurunkan ekspektasi pemotongan suku bunga pada September menjadi November atau Desember 2024.
"Selain itu, potensi pemotongan menurun dari dua kali menjadi satu kali pada 2024," kata Hans, dikutip Senin 10 Juni 2024.
Mengutip CNBC Indonesia , Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan NFP yang diumumkan Jumat (7 /6) meningkat hingga 272.000 pada Mei, angka ini jauh di atas ekspektasi pasar 185.000.
Baca Juga
Sebagai catatan, NPF merupakan laporan penggajian sektor tenaga kerja di AS di luar pertanian. Sekitar 80% tenaga kerja AS yang tercatat bekerja di bidang manufaktur, konstruksi, dan barang.
Menurut FedWatch Tool CME Group, saat ini pelaku pasar meyakini pemangkasan suku bunga hanya terjadi sekali, yakni November sebesar 25 basis poin dengan persentase 47,4%.
Selain itu, Bank Sentral Eropa (ECB) bergabung dengan beberapa bank sentral utama, seperti Kanada, Swedia dan Swiss untuk melakukan pemotongan suku bunga. Tetapi prediksi inflasi yang meningkat pada 2025 mengaburkan prospek pemotongan lanjutan.
"Institute of International Finance (IIF) mengindikasikan tren penurunan tingkat arus masuk ke negara berkembang akibat ketidakpastian kebijakan suku bunga the Fed dan volatilitas pasar yang meningkat," ujar Hans.