Investasi

Harga Emas Sentuh Level Tertinggi 2 Pekan, Ekspektasi Pemotongan Suku Bunga AS Jadi Penyebab

fin.co.id - 07/06/2024, 06:33 WIB

Ilustrasi emas batangan

fin.co.id - Harga emas melesat ke level tertinggi dalam dua pekan, Kamis, terdorong faktor data tenaga kerja Amerika yang lebih lemah dari perkiraan memicu harapan pemangkasan suku bunga Federal Reserve (The Fed) akhir tahun ini, dengan fokus beralih ke laporan non-farm payrolls yang akan dirilis Jumat 7 Juni 2024.

Dikutip dari laporan Reuters, di Bengaluru, Kamis (6/6) atau Jumat (7/6) dini hari WIB harga emas di pasar spot menguat 0,8% menjadi USD2.372,46 per ons pada pukul 24.57 WIB, sementara emas berjangka Amerika Serikat ditutup 0,6% lebih tinggi jadi USD2.390,90.

Data yang diumumkan Rabu menunjukkan penggajian swasta Amerika meningkat lebih rendah dari ekspektasi sepanjang Mei, sementara data untuk bulan sebelumnya direvisi lebih rendah.

"Angka pekerjaan ADP yang lebih lemah kemarin (Rabu) memberi sedikit keyakinan kepada investor bahwa mungkin laporan (NFP) besok tidak akan lebih kuat dari ekspektasi, dan itu akan menguntungkan pasar emas dan perak," kata Jim Wyckoff, analis Kitco Metals.

Baca Juga

Suku bunga yang lebih rendah mengurangi opportunity cost untuk memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.

"Jika kita melihat laporan tenaga kerja yang jauh lebih kuat dari perkiraan, ekspektasinya adalah the Fed mungkin tidak dapat menurunkan suku bunga lebih cepat dari yang diharapkan, yang bisa menambah sedikit tekanan pada pasar emas," ungkap David Meger, Direktur High Ridge Futures.

The Fed kemungkinan akan memangkas suku bunga utamanya pada September dan sekali lagi akhir tahun ini, menurut mayoritas analis dalam jajak pendapat Reuters.

Harga emas diperkirakan mencapai rekor tertinggi lainnya tahun ini, meski ada penurunan permintaan fisik, kata konsultan Metals Focus.

Sementara itu, saham global mencapai rekor tertinggi sepanjang masa dan euro melejit setelah Bank Sentral Eropa memangkas suku bunga untuk pertama kalinya dalam hampir lima tahun, tetapi juga mengisyaratkan pergerakan lebih lanjut mungkin memerlukan waktu yang lama. (*)

Baca Juga

Sigit Nugroho
Penulis