FIN.CO.ID - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang terus mengintensifkan upaya penemuan kasus Tuberkulosis pada anak-anak melaluoi skrining TBC masif pada balita.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dr. Harmayani menjelaskan, skrining TBC masif pada balita menggunakan mantoux test.
Dikolaborasikan dalam program Gerakan Serentak untuk Anak Tangerang Sehat dan Cerdas (Gertak Tangkas), di 1.097 posyandu di 104 kelurahan di Kota Tangerang, selama sebulan penuh.
"Sasarannya adalah anak dengan gangguan gizi, yakni balita stunting, gizi buruk, dan gizi kurang yang mana rentan terhadap gangguan imunitas tubuh sehingga mudah terkena penyakit TBC," jelasnya, Selasa 4 Juni 2024.
Ia menegaskan, jika ditemukan kasus stunting dan suspek TBC pada anak, akan dilakukan rujukan langsung ke puskesmas.
Sehingga, dapat dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk penegakan diagnosa serta dilanjutkan pengobatan minimal selama enam bulan bila terdiagnosa TBC.
"Selanjutnya, puskesmas bersama para kader juga akan melakukan skrining kontak erat di keluarga atau sekitarnya," terangnya.
Ia menjelaskan, TBC merupakan penyakit yang mudah menular, dimana bila seorang anak terdiagnosa TBC, maka biasanya sumber penularannya datang dari penderita TBC dewasa di sekitarnya.
Baca Juga
Secara tren kasus TBC anak tahun 2023 di Indonesia tak terkecuali Kota Tangerang tengah mengalami peningkatan.
Bahkan, seperempat dari jumlah kasus TBC tahun 2023 adalah kelompok anak-anak. Dinkes Kota Tangerang mencatat, kasus TBC tahun 2022 sekitar 9 ribuan kasus dan 700 kasus di antaranya adalah anak-anak.
“Angka ini meningkat di tahun 2023, dari temuan 10.935 kasus, 2.500 di antaranya adalah anak-anak. Sedangkan per 2024 hingga Mei ini, sudah 321 anak di Kota Tangerang tercatat dalam pengobatan TBC," kata dia.