News

DLH DKI Jakarta Angkat Bicara Soal Atlet Dayung Berlatih di Lautan Limbah Busa

fin.co.id - 14/05/2024, 15:37 WIB

Atlet Dayung DKI sedang menerjang limbah busa di aliran Banjir Kanal Timur (BKT) di Kawasan Marunda, Cilincing, Jakarta Utara.

fin.co.id - Viral video atlet dayung DKI sedang berlatih di tengah lautan busa aliran Banjir Kanal Timur (BKT) di Kawasan Marunda, Cilincing, Jakarta Utara pada Selasa, 7 Mei 2024.

Akibatnya, para atlet dayung dari PODSI DKI Jakarta yang sedang berlatih untuk PON harus menerjang gumpalan busa di permukaan aliran BKT. 

Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Asep Kuswanto mengatakan, bahwa gumpalan busa tersebut berasal dari limbah usaha laundry.

"Ya itu sebenarnya juga merupakan dampak, mohon maaf pada seluruh warga. Itu kan dari deterjen, kemudian karena adanya arus sehingga airnya menimbulkan busa," ujar Asep.

BACA JUGA: Viral Pil KB Bikin Kanker, Ketua BKKBN Ingatkan Jangan Asal Minum

Asep menyampaikan, pihaknya terus berupaya agar para pengelola usaha laundry tidak membuang limbah tersebut ke saluran terbuka.

"Terutama terhadap usaha-usaha yang memang menghasilkan deterjen agar dapat melakukan pengolahan limbahnya terlebih dahulu," tutur Asep.

Lebih lanjut, Asep menyebut, bahwa kejadian itu tidak berlangsung lama. Karena menurutnya, itu bersifat temporary. Tetapi Asep mengakui, kejadian itu sudah beberapa kali terjadi. 

"Iya memang itu sekali lagi kejadiannya memang tidak sering juga tapi ada beberapa kali," jelasnya.

BACA JUGA: Ngeri! Video Keponakan Tega Bunuh Paman dan Buang Jasadnya di Pamulang

Asep berharap, imbauan yang dilakukan oleh pihaknya dapat dilaksanakan dengan baik oleh para pengelola usaha laundry. 

"Karena bagaimanapun juga industri kecil yang memang menghasilkan limbah itu juga ada kewajiban untuk mengolah limbah cairnya," imbuhnya.

Kendati demikian, Asep menuturkan, untuk mengelola limbah tersebut dilakukan dengan cara memasang kerikil di saluran pembuangan mereka.

"Jadi memang kan harus diolah. Kalau industri tersebut tanggung jawab, jadi ada pengolahan sederhana itu menggunakan kerikil-kerikil," kata Asep.

"Itu ada metodenya sendiri dan itu diharapkan memang bisa mereduksi dari pada dibuang langsung ke badan air," tukasnya.

Khanif Lutfi
Penulis
-->