FIN.CO.ID - Kabar duka menyelimuti dunia manga dan anime.
Akira Toriyama, sang kreator legendaris Dragon Ball, dikabarkan meninggal dunia pada 1 Maret 2024 karena Hematoma Subdural Akut.
Hematoma Subdural Akut adalah kondisi medis serius.
Kematian Akira Toriyama ini dikonfirmasi oleh Bird Studio dalam sebuah pernyataan resmi satu pekan menjelang kematiannya.
- BACA JUGA: Kreator One Piece Sebut Akira Toriyama sebagai Sosok Pahlawan: Kepergiannya Terlalu Cepat
- BACA JUGA:Akira Toriyama Meninggal Dunia, Nasib Dragon Ball Super dan Daima Penuh Tanda Tanya
Apa itu Hematoma Subdural Akut?
Hematoma subdural akut (HSDA) adalah penumpukan darah yang terjadi secara tiba-tiba di antara dura mater (lapisan luar otak) dan permukaan otak.
Dura mater adalah salah satu dari tiga lapisan jaringan yang menyelimuti dan melindungi otak.
HSDA biasanya terjadi akibat cedera kepala yang parah, seperti kecelakaan mobil, jatuh, atau pukulan ke kepala.
Hematoma Subdural Akut, Ilustrasi Dibuat dengan Teknologi AI Copilot--
Penyebab Hematoma Subdural Akut
Cedera kepala traumatis: Ini adalah penyebab paling umum dari HSDA. Cedera kepala dapat menyebabkan robeknya pembuluh darah di ruang subdural, yang kemudian menyebabkan penumpukan darah.
Gangguan pembekuan darah: Orang dengan gangguan pembekuan darah, seperti hemofilia, lebih berisiko terkena HSDA.
Penggunaan obat antikoagulan: Obat antikoagulan, seperti warfarin, dapat meningkatkan risiko pendarahan, termasuk HSDA.
Faktor risiko lainnya: Faktor risiko lain yang dapat meningkatkan kemungkinan HSDA termasuk usia lanjut, konsumsi alkohol berlebihan, dan hipertensi.
Gejala Hematoma Subdural Akut
Gejala Hematoma Subdural Akut dapat bervariasi tergantung pada tingkat keparahan pendarahan. Gejala umum HSDA meliputi:
- Sakit kepala
- Mual dan muntah
- Pusing
- Perubahan penglihatan
- Kelemahan atau mati rasa pada satu sisi tubuh
- Kesulitan berbicara
- Kebingungan
- Kejang
- Penurunan kesadaran
Diagnosis Hematoma Subdural Akut
Hematoma Subdural Akut dapat didiagnosis dengan menggunakan beberapa tes, seperti:
- CT scan: CT scan adalah tes pencitraan yang menggunakan sinar-X untuk menghasilkan gambar otak. CT scan dapat menunjukkan adanya pendarahan di ruang subdural.
- MRI: MRI adalah tes pencitraan yang menggunakan medan magnet dan gelombang radio untuk menghasilkan gambar otak. MRI dapat memberikan informasi yang lebih rinci tentang HSDA dibandingkan dengan CT scan.
- Pemeriksaan neurologis: Dokter akan melakukan pemeriksaan neurologis untuk menilai fungsi otak dan saraf.
Pengobatan Hematoma Subdural Akut
Pengobatan HSDA tergantung pada tingkat keparahan pendarahan.