FIN.CO.ID - Dampak inflasi tidak hanya dirasakan oleh pelaku ekonomi, tetapi juga oleh masyarakat luas. Untuk memahami implikasi inflasi secara menyeluruh, penting untuk mengeksplorasi berbagai dampaknya.
Berikut dampak yang ditimbulkan jika terjadi inflasi yang cukup tinggi.
1. Pemburukan Daya Beli
Salah satu dampak paling langsung dari inflasi adalah pemburukan daya beli uang. Artinya, uang yang dimiliki oleh individu atau rumah tangga menjadi kurang bernilai karena harga-harga barang dan jasa naik. Hal ini dapat mengurangi kemampuan konsumen untuk membeli barang dan jasa yang sama seperti sebelumnya.
2. Pengaruh Terhadap Tabungan dan Investasi
Inflasi juga berdampak pada tabungan dan investasi. Ketika tingkat inflasi melebihi tingkat bunga yang diperoleh dari tabungan atau investasi, maka nilai nyata dari tabungan atau investasi tersebut akan menyusut. Ini dapat mengurangi insentif bagi individu untuk menabung atau berinvestasi, karena hasil investasi mereka mungkin tidak mampu mengimbangi laju inflasi.
3. Ketidakpastian Ekonomi
Inflasi yang tinggi atau tidak stabil dapat menciptakan ketidakpastian dalam ekonomi. Pengusaha mungkin kesulitan untuk merencanakan produksi dan harga produk mereka, sedangkan konsumen mungkin ragu-ragu dalam melakukan pembelian besar karena khawatir harga akan terus naik.
BACA JUGA:
- Pertanyaan Gibran ke Mahfud: Saya Tanya Inflasi Hijau kok Malah Menjelaskan Ekonomi Hijau
- Inflasi di Kota Tangerang Naik Hingga 4,31 Persen
4. Distribusi Pendapatan yang Tidak Merata
Dampak inflasi juga dapat dirasakan secara berbeda oleh berbagai kelompok masyarakat. Misalnya, bagi mereka yang memiliki aset berharga seperti properti atau saham, inflasi mungkin meningkatkan nilai kekayaan mereka.
Namun, bagi mereka yang bergantung pada pendapatan tetap atau gaji yang tidak sebanding dengan laju inflasi, inflasi dapat memperburuk ketidaksetaraan pendapatan.
5. Intervensi Pemerintah
Untuk mengendalikan inflasi, pemerintah seringkali mengambil langkah-langkah kebijakan moneter dan fiskal. Misalnya, bank sentral dapat menaikkan suku bunga untuk mengurangi jumlah uang yang beredar, sementara pemerintah dapat mengurangi pengeluaran atau menaikkan pajak untuk mengurangi permintaan agregat.
Namun, langkah-langkah ini juga dapat memiliki konsekuensi ekonomi yang kompleks dan bisa jadi mempengaruhi pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.