FIN.CO.ID - Kemungkinan koalisi antara pasangan Capres Cawapres Anies-Muhaimin dengan pasangan Ganjar-Mahfud sangat terbuka jika Pilpres 2024 berlangsung dua putaran.
"Saya pikir itu amat sangat terbuka kemungkinan. Harusnya demikian. Dan itu bisa juga disadari oleh semua pihak, karena begitu besar permasalahan yang dihadapi untuk bisa menjalankan roda administrasi pemerintahan, sehingga membutuhkan stabilitas nasional agar tetap terjaga," kata Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh di Jakarta, Sabtu, 10 Februari 2024.
Politisi senior itu menjelaskan semangat yang ada pada dirinya dan Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri selaku salah satu partai pengusung Ganjar-Mahfud adalah sama. Yaitu ingin menjaga keutuhan bangsa setelah proses pilpres yang penuh dengan kompetisi.
BACA JUGA:
- Timnas AMIN: Anies Lakukan Perubahan dari Politik Mobilisasi ke Partisipasi
- Ganjar-Mahfud Optimis Menang 1 Putaran, Target Suara dari Jawa Tengah
Meski begitu, Surya mengaku belum melakukan komunikasi apapun dengan Megawati, karena masih sama-sama sibuk untuk fokus memperjuangkan calon masing-masing hingga proses pencoblosan pada Rabu, 14 Februari 2024 mendatang.
Menurut dia, masing-masing partai pengusung tentu sedang berjuang untuk memenangi pilpres dalam satu putaran. "Ya memang sekarang ini sama-sama sibuk," imbuhnya.
Diketahui, KPU RI pada hari Senin, 13 November 2023, menetapkan tiga pasangan calon presiden dan wakil presiden menjadi peserta Pemilu Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2024.
Hasil pengundian dan penetapan nomor urut peserta Pilpres 2024 pada hari Selasa, 14 November 2023, pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar nomor urut 1, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka nomor urut 2, dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md. nomor urut 3.
KPU juga telah menetapkan masa kampanye mulai 28 November 2023 hingga 10 Februari 2024. Sedangkan jadwal pemungutan suara pada tanggal 14 Februari 2024.
BACA JUGA:
- Debat Kelima Capres Prabowo Minta Maaf ke AMIN dan Ganjar-Mahfud
- Surya Paloh Harap Pemerintah Tidak Pandang Enteng Kritikan dari Sejumlah Guru Besar