News

Israel Targetkan Rafah yang Diklaim Benteng Terakhir Hamas di Palestina

fin.co.id - 06/02/2024, 17:00 WIB

Truk pengangkut bantuan kemanusiaan untuk warga Palestina yang dikirim oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tiba di Rumah Sakit Nasser di Khan Yunis setelah memasuki Gaza melalui Rafah di perbatasan Mesir pada 23 Oktober 2023.

fin.co.id - Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan, target militer berikutnya di Jalur Gaza adalah kota selatan Rafah, yang dia klaim menjadi benteng terakhir kelompok Palestina Hamas.

Pernyataan tersebut diucapkan Gallant dalam konferensi pers, menurut media publik KAN.

Gallant mengatakan pejuang Hamas dan para pemimpinnya bersembunyi di Rafah.

"Kami juga akan menjangkau daerah-daerah yang belum kami serang yaitu di Jalur Gaza tengah dan selatan, dan terutama (benteng) terakhir Hamas di Rafah, " kata dia.

BACA JUGA: Kejamnya Tentara Israel, Tahan Ibu-Ibu Hamil Warga Palestina dan Menjebloskannya ke Kamp Penyiksaan

Lebih dari 1,3 juta orang saat ini tinggal di Rafah dan wilayah sekitarnya, yang sebagian besar mereka yang mengungsi dari wilayah lain Gaza.

Beberapa kelompok hak asasi telah memperingatkan atas serangan militer Israel di Rafah, yang dapat menyebabkan banyak korban jiwa.

Gallant menegaskan kembali bahwa pada akhir perang, Hamas tidak akan dapat lagi mengendalikan Gaza.

Dia menggambarkan operasi darat militer di Gaza sebagai "salah satu yang paling kompleks dan rumit sepanjang sejarah perang."

BACA JUGA: Mahmoud Abbas Melawan Israel yang Ingin Pisahkan Gaza dari Palestina: Lawan!

Sementara itu Hamas belum memberi tanggapan atas pernyataan Gallant.

Israel telah melancarkan serangan mematikan di Jalur Gaza sebagai balasan atas serangan Hamas pada 7 Oktober yang menurut Tel Aviv menewaskan hampir 1.200 warga Israel.

Setidaknya 27.478 warga Palestina tewas dan 66.835 lainnya terluka dalam serangan Israel tersebut, kata Kementerian Kesehatan di wilayah kantong itu pada Senin.

Serangan Israel telah menyebabkan 85 persen penduduk Gaza menjadi pengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih dan obat-obatan, sementara 60 persen infrastruktur di wilayah kantong tersebut telah rusak atau hancur, menurut PBB.

Khanif Lutfi
Penulis
-->