Kepercayaan tersebut membuahkan hasil. Sumbangan terus mengalir. Kontraktor berhasil dibayar. Bahkan juga untuk pekerjaan berikutnya: M&E, finishing, dan peralatan medis. "Akhirnya pinjaman ke konglomerat itu tidak jadi kami lanjutkan," ujar dokter Ben.
"Apakah ada satu pihak atau satu orang yang menyumbang di atas Rp 1 miliar?"
"Tidak ada," ujar dokter Ben. "RS Indonesia di Gaza ini benar-benar dibangun oleh umat Islam Indonesia," katanya.
Kita memang kaum semut. Tapi karena jumlah semutnya ratusan juta bisa mengangkat nama Indonesia di Gaza. (*)