FIN.CO.ID- Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI-Perjuangan, Hasto Kristiyanto nampak tak bisa menahan kesedihannya.
Dia menangis, bibirnya gemetar, matanya berkaca-kaca, suaranya tersendat-sendat, kala mengenang sikap Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang dianggap menghianati PDI-Perjuangan jelang Pilpres 2024.
Hasto mengatakan, PDIP sedih. Karena selama 23 tahun mengawal Jokowi hingga mencapai puncak kepemimpinannya menjadi Presiden Indonesia.
Namun kini, Jokowi tunjukan sikap berbeda di saat PDIP mengusung Ganjar Pranowo dan Mahfud MD sebagai Capres-Cawapres 2024. Jokowi membiarkan putranya, Gibran Rakabuming Raka yang juga kader PDIP mendampingi Prabowo Subianto sebagai cawapres dalam Pilpres 2024.
BACA JUGA:
- Kencang! Kader PDIP Solo Sindir Keluarga Jokowi Lewat Suket Teki: Wong Salah Ora Gelem Ngaku Salah...
- Dukung Prabowo-Gibran Nasib Bobby Nasution di Ujung Tanduk, Kader PDIP Dilarang Main 'Dua Kaki'
Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto di Gedung High End, Jakarta, Rabu (8/11/2023). -ANTARA/Narda Margaretha Sinambela-
"Kami sudah biasa dengan rasa sakit, ini bagian dari gemblengan-gemblengan sejarah. Bahwa sakit, ya kami ngga bisa menutup mata, kami sangat sedih itu. Kami mengawal pak Jokow......," kata Hasto saat berbincang di Podcast Akbar Faisal yang ditayang di YouTube-nya, dikutip Jumat 10 November 2023
Hasto berbicara dengan suara serak dan terbatah-batah. Kacamata yang dia kenakan, dilepasnya. Hasto lalu mengambil tisu di meja dan menyeka matanya yang sembab.
Hasto mengatakan, dia mendapat pertanyaan dari sejumlah pihak terkait sikap Presiden Jokowi yang mulai berubah sejak April 2023. Dia hanya mengatakan, bahwa sikap manusia bisa berubah kapan saja.
"Saya hanya bisa memberikan penjelasan bahwa manusia bisa berubah oleh sisi sisi gelap kekuasaan," kata dia.
BACA JUGA:
- Hasto Ungkit saat Bobby Dicalonkan Wali Kota Medan: Sebelumnya Kami Sudah Memutuskan Sutarto
- Meski Ditinggal, Hasto Tegaskan PDI Perjuangan Tetap di Kabinet Jokowi Sampai Akhir Masa Jabatan
Dia menyayankan sikap Jokowi yang berubah hanya karena ambisi kekuasannya. "Tidak boleh yang namanya kekuasaan diselewengkan hanya karena yang namanya suatu ambisi," katanya.
Namun demikian, Hasto mengatakan, yang terpenting bagi PDIP adalah bukan meretapi sikap Jokowi berlarut-larut.
"Yang penting adalah bagaimana seluruh cita-cita bangsa yang dibangun dengan air mata, yang dibangun dengan peristiwa-peristiwa heroik pada 10 November 1945," tuturnya.
Dia menceritakan, pernah pada tahun 2014 tepat pada 17 Oktober, ada sebuah pesan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri kepada Jokowi menjelang dirinya dilantik pada 20 Oktober 2014.