Di Khan Younis, di selatan wilayah padat penduduk, Rafif Abu Ziyada yang berusia sembilan tahun mengatakan dia minum air kotor dan menderita sakit perut serta sakit kepala.
“Tidak ada gas untuk memasak, tidak ada air, kami tidak makan enak. Kami semakin sakit,” katanya dilansir Reuters. “Ada sampah di tanah dan seluruh tempat tercemar.”
Perang dimulai pada 7 Oktober ketika Hamas melancarkan serangan gencar ke Israel selatan yang menewaskan lebih dari 1.400 orang dan menyandera ratusan 242 orang.
Israel membalas dengan membom kota Gaza dan menewaskan sedikitnya 8.796 orang di Gaza, termasuk 3.648 anak-anak Palestina.
Amerika Serimat telah menyerukan untuk jeda kemanusiaan untuk memfasilitasi bantuan dan evakuasi warga sipil dari Gaza, namun Gedung Putih menolak gencatan senjata marena dianggap menguntungkan Hamas.
Sementara negara-negara Arab, termasuk negara-negara yang bersekutu dengan AS dan berdamai dengan Israel, telah menyatakan kegelisahannya atas perang tersebut. Yordania bersikap tegas dsn menarik kembali duta besarnya untuk Israel.
Negara Mesir sedang bersiap untuk menerima sekitar 7.000 orang untuk bantuam kemanusian yang mewakili lebih dari 60 negara melalui penyeberangan yang baru dibuka yang berbatasan dengan Gaza selatan, kata Kementerian Luar Negeri dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis, tanpa menentukan jangka waktunya. (*)