"Tapi pas Ibu Banteng ngebully putra Ibu Solo, yang lagi jadi Ketua RT, cukup sudah. Ibu Solo ngamuk gara-gara putra kesayangannya dikoyo-koyo," tukasnya.
Kenapa sikap Ibu Solo beda? Menurut @DalamIstana Pak Lurah itu jabatan tertinggi. Dibully bagaimanapun habis menjabat ya pensiun. Tapi kalau Ketua RT masih bisa jadi Ketua RW dan Pak Lurah.
"Jadi, pembullyan Ibu Banteng ini dianggap Ibu Solo bukan cuma menghancurkan harkat dan martabat putra kesayangannya. Tapi juga masa depan Ketua RT. Kali ini, Pak Lurah gagal menenangkan Ibu Solo. Dan akhirnya, Pak Lurah terpancing buat ngelawan Ibu Banteng. Toh, Pak Lurah paham, habis pensiun dia gak bakal dianggap sama Geng Banteng," beber @DalamIstana.
Karena itu, lanjut @DalamIstana, Pak Lurah yang tadinya mendukung Pak Uban, mulai berat ke Ayah. Dia berpikir buat memajukan anaknya, Pak RT buat jadi cawa Lurah-nya Ayah.
"Dan strategi taktikpun dimainkan. Yang bikin geng banteng langsung sakit perut. Jadi, kalau sekarang Pak Lurah dan Pak RT berpaling dari Geng Banteng, ya salah Ibu Banteng sendiri. Cuma kasihan banget ya kita, masak gara-gara 2 Ibu berantem, satu kelurahan gonjang-ganjing?" pungkas @DalamIstana.
BACA JUGA:
- Banyaknya Baliho Parbowo Subianto di Solo, Gibran: Nanti Saya Copot
- Tegas! Mahfud MD soal Putusan MK Batas Usia Capres Cawapres: Itu Salah Saya Tidak Suka, Tapi Gak Bisa Dilawan
GARA-GARA KONFLIK DUA IBU, INDONESIA TERANCAM KELABU pic.twitter.com/rGD0gXDS49
— Mantan Orang Dalam Istana (@DalamIstana) October 19, 2023