JAKARTA – Eskalasi kekerasan Israel di Palestina tampaknya semakin gencar. Berbagai fasilitas publik hancur, bahkan serangan Israel menyasar fasilitas penting seperti rumah sakit. Ratusan warga Palestina telah menjadi korban kekerasan Israel yang dengan tegas telah menyatakan perang melawan Hamas.
Menyikapi peristiwa tersebut, Dompet Dhuafa menggelar diskusi publik bertajuk 'Dukungan Bantuan Kemanusiaan Untuk Palestina' di Jakarta, Kamis (19/10). Narasumber acara diskusi ini adalah GM Komunikasi dan Aliansi Strategis Dompet Dhuafa Haryo Mojopahit dan Redaktur Pelaksana Pengembangan Ekosistem Republika Subroto Kardjo.
Haryo Mojopahit memaparkan mengenai akar permasalahan konflik antara Israel dan Palestina. Eskalasi yang terjadi di Palestina, khususnya di Jalur Gaza, tidak bisa dilepaskan dari akar masalahnya.
"Gerakan zionis berakar dari ketidakadilan yang dialami orang Yahudi di mana mereka dipersekusi dan diusir sehingga memimpikan negara yang aman dan damai sehingga muncullah ideologi zionis. Ketidakadilan tersebut menemukan muaranya pada saat pendirian negara Israel, dan pada akhirnya menimbulkan ketidakadilan baru yang menimpa mereka yang sudah hidup di negeri itu sudah sejak lama," ungkap Haryo.
"Tingkat kekerasan yang dilakukan oleh para pemukim Israel terhadap warga Palestina terus meningkat sejak tahun 2021 hingga 2023, dan ini dibiarkan oleh pemerintah Israel," ujarnya.
Haryo menegaskan bahwa serangan Hamas ke Israel baru-baru ini tidak berdiri sendiri tanpa ada latar belakangnya. Selain itu narasi yang beredar bahwa Hamas menyerang Israel lebih dulu sehingga Israel membalasnya dengan membabi-buta.
“Serangan Hamas itu kita harus lihat akarnya lebih dulu. Dunia sudah terlalu lama diam atas yang terjadi di Gaza,” kata Haryo.
Haryo menilai bahwa situasi ini terjadi karena dunia internasional sudah terlalu lama diam, sehingga kebrutalan Israel terhadap masyarakat Palestina semakin menjadi-jadi.
Haryo mengungkapkan bahwa baru-baru ini mobil ambulans Dompet Dhuafa di Gaza terkena rudal militer Israel pada saat hendak mengevakuasi korban dari warga Palestina yang terluka.
"Apakah kita akan membiarkan ketidakadilan ini terjadi dan apakah kita diam saja tidak memberikan dukungan apapun. Tidak ada upaya menghentikan kekerasan serta menjamin akses kemanusiaan bisa masuk," tegasnya.
Hal senada juga disampaikan Redaktur Pelaksana Pengembangan Ekosistem Republika Subroto Kardjo bahwa apa yang dilakukan Israel kepada Palestina sejatinya adalah genosida.
“Yang terjadi di Gaza itu bukan perang semata, akan tetapi genosida. Israel kapan saja dapat menyerang tanpa nunggu syarat, yang terjadi di sana itu tidak ada aturan. Israel kapan saja dapat membunuh warga Gaza,” tegas Subroto.
Subroto menegaskan diperlukan solidaritas atas nama kemanusiaan untuk Palestina. Sebab ini bukanlah perang agama. Bentuk solidaritas ini bisa berupa aksi kemanusiaan misalnya dengan mengirim bantuan yang dibutuhkan Palestina.
Diakhir diskusi ini Haryo Mojopahit memaparkan pernyataan sikap Dompet Dhuafa atas terjadinya eskalasi kekerasan Israel di Palestina antara lain:
1. Atas nama kemanusiaan, Dompet Dhuafa menyampaikan keprihatinan yang mendalam atas eskalasi kekerasan antara Israel dan Palestina yang telah menjatuhkan banyak korban warga sipil.