JAKARTA - Ancaman serangan siber pada Pemilu 2024 di Indonesia adalah isu yang serius dan memerlukan perhatian dari semua pihak. Dalam kesempatan kali ini, kita akan membahas beberapa langkah yang bisa diambil untuk memitigasi risiko ini.
Serangan siber memiliki berbagai motif yang mendasarinya, dan memahami motif-motif ini adalah langkah krusial dalam merancang strategi keamanan yang efektif. Berdasarkan data dari Badan Intelijen Negara (BIN), ada empat motif utama yang sering menjadi alasan di balik serangan siber:
1. Pengumpulan Data: Motif ini biasanya dilakukan oleh pihak yang ingin mengumpulkan informasi sensitif, baik itu data pribadi, data keuangan, atau data strategis. Tujuannya bisa beragam, mulai dari penjualan data hingga penggunaan data untuk kegiatan spionase.
2. Keuntungan Finansial: Serangan seperti ransomware atau phishing biasanya dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan finansial. Pelaku akan meminta tebusan atau mencuri informasi keuangan untuk keuntungan pribadi.
3. Mendiskreditkan Pihak Tertentu: Motif ini seringkali bersifat politis atau ideologis. Tujuannya adalah untuk merusak reputasi atau kredibilitas pihak tertentu, yang bisa berupa individu, organisasi, atau bahkan sebuah negara.
4. Sabotase: Motif ini biasanya terkait dengan kegiatan yang bertujuan untuk mengganggu atau merusak infrastruktur penting, seperti sistem pemerintahan atau fasilitas umum.
"Memahami motif ini tidak hanya penting untuk pihak keamanan, tetapi juga untuk masyarakat umum. Dengan memahami apa yang mendorong pelaku, kita bisa lebih efektif dalam mencegah dan menangani serangan siber," kata Seto Wijaya CEO Fourtrezz perusahaan keamanan siber asal Yogyakarta.
Serangan siber tidak hanya fokus pada data, tetapi juga pada infrastruktur teknologi yang mendukungnya. Ancaman ini juga mencakup jaringan dan sistem teknologi informasi yang digunakan oleh KPU. Ini bisa berarti serangan DDoS yang menargetkan server, malware yang menginfeksi sistem, atau bahkan aksi insider yang merusak dari dalam.
Tips Keamanan Siber: Tiga Langkah Penting
1. Gunakan Firewall: Memasang firewall adalah langkah pertama yang efektif untuk memblokir akses yang tidak sah ke jaringan Anda. Ini akan memfilter lalu lintas data dan memblokir aktivitas yang mencurigakan.
2. Two-Factor Authentication: Verifikasi dua langkah memberikan lapisan keamanan tambahan. Ini memerlukan dua bentuk identifikasi sebelum memberikan akses, biasanya kombinasi dari sesuatu yang Anda tahu (password) dan sesuatu yang Anda miliki (ponsel).
3. Regular Update: Memperbarui sistem dan aplikasi ke versi terbaru sangat penting. Pembaruan ini seringkali mencakup patch keamanan yang dapat menutup celah yang bisa dieksploitasi oleh pelaku serangan.
KPU telah melakukan berbagai upaya antisipasi, mulai dari pengamanan aplikasi, pengembangan sistem, hingga audit keamanan. "Keamanan adalah proses berkelanjutan dan memerlukan audit reguler untuk memastikan bahwa semua elemen sistem berfungsi sebagaimana mestinya," kata Seto Wijaya.
Keamanan siber bukan hanya tanggung jawab pemerintah atau organisasi, tetapi juga masyarakat. Penting bagi pemerintah untuk memiliki kendali penuh atas infrastruktur siber, tetapi masyarakat juga harus proaktif dalam melindungi diri sendiri. Ini bisa berarti mengedukasi diri tentang risiko keamanan, mempraktikkan kebersihan siber, atau bahkan berkolaborasi dengan komunitas untuk meningkatkan keamanan.