Perangkat Desa

fin.co.id - 08/10/2023, 06:00 WIB

Perangkat Desa

Selama Covid memang banyak bantuan untuk orang miskin di desa. Itu dibahas di grup WA. Terutama siapa yang berhak mendapat bantuan. Rebutan. Bertengkar.

Sejak itu grup WA dibubarkan. 

Pertanyaan saya berikutnya: "Desa mana yang sudah punya website...".

Banyak yang mengangkat tangan. Ternyata desa-desa di Tanah Bumbu diharuskan memiliki website desa. Lalu saya tanyakan: apa isi website itu. Tidak banyak. Lebih bersifat informasi dari perangkat desa.

Jelas bahwa website seperti itu kurang menarik. Tidak ada yang mau membacanya. Mereka ternyata setuju dengan penilaian saya. 

Ternyata mereka memang diharuskan punya website. Tanpa tahu bagaimana cara mengisinya.

Maka saya tawarkan bagaimana agar website desa itu diisi oleh  anak-anak SMP dan SMA yang ada di desa. Biar mereka punya tempat untuk posting karya tulis: puisi, cerpen, story, foto, kartun dan seterusnya. Biarlah anak-anak dan remaja bisa menyalurkan isi pikiran mereka.

Mereka setuju semua. Tepuk tangan. Merasa dapat jalan keluar.

Lantas saya tawarkan: siapa di antara perangkat desa yang hadir yang memiliki ide lebih baik dari ide saya itu.

Seorang ibu angkat tangan. Pemberani. Dia begitu yakin punya ide yang bisa mengalahkan idenya mantan sesuatu. Saya pun minta ibu itu naik panggung. Mengenalkan diri. Lalu mengemukakan idenyi.

Hebat.

Saya pun terkesima dengan ide yang dia tawarkan: "Jadikan website desa sebagai market place desa".

 Saya langsung memberi hadiah Rp 100.000. Saya mintakan hadiah itu dari kepala dinas yang hadir: Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Drs Samsir. Saya lagi tidak membawa uang. Dompet saya di dalam tas istri yang pilih tidur di hotel.

Tentu perangkat desa yang lain angkat bicara. Saya minta mereka naik panggung. "Kalau jadi marketplace apakah untungnya dibagi dengan desa?“ katanya. "Apakah tidak melanggar hukum?" kata satunya. 

Diskusi pun seru. Diakhiri dengan selfie di panggung.

Admin
Penulis