FIN.CO.ID - Lembaga kajian Political and Publik Policy Studies (P3S) dan Esensinews menyelenggarakan sebuah webinar dengan tema yang sangat relevan, yaitu “KPK Ungkap Korupsi di Lamongan, Siapa Selanjutnya?”.
Acara daring ini menjadi platform bagi berbagai pemikir dan ahli untuk berbicara tentang upaya KPK dalam mengungkap kasus korupsi yang mencengkeram daerah tersebut, Jakarta, Senin 2 Oktober 2023.
Webinar ini dibuka oleh Ricardo Marbun, yang kemudian menyerahkan peran memandu acara kepada Willi Nafie.
Pemateri pertama Edi Hardum, seorang individu yang memiliki bukti material yang signifikan, berbicara mengenai bukti-bukti yang dimiliki, termasuk rekaman percakapan WhatsApp (chat WA) dan rekaman CCTV yang telah dikembangkan oleh KPK.
Edi juga berbicara tentang pentingnya saksi sebagai alat bukti dalam kasus pidana, serta dokumen-dokumen terkait yang mendukung investigasi KPK.
“Kasus korupsi di Lamongan menjadi sorotan utama dalam webinar ini, dan para peserta acara memberikan apresiasi kepada KPK atas kerja keras mereka dalam mengungkap kasus tersebut. Tuntutan yang diutarakan adalah agar KPK terus bergerak maju untuk mengejar semua pihak yang terlibat dalam kasus tersebut," jelas Edi Mardum.
BACA JUGA:
- Kejagung Geledah 3 Lokasi Terkait Korupsi Tol Japek II Elevated, Hasilnya Sita 354.700 Dolar Amerika
- Dicecar KPK Selama 7 Jam, Febri Diansyah Bantah Diperiksa Terkait Penggeledahan di Kementan
Keberlanjutan penegakan hukum dan perlunya kepastian hukum juga menjadi perhatian serius dalam acara ini.
Partisipasi KPK diharapkan dapat membawa efek jera bagi aparatur sipil negara (ASN) di tempat lain dan memperkuat upaya menegakkan keadilan.
Masih kataEdi Hardum, pelaku korupsi tidak berdiri sendiri, melainkan seringkali ada keterlibatan beberapa orang, bahkan hingga puluhan orang.
KPK harus melakukan penelusuran mendalam untuk mengungkap jaringan korupsi yang mungkin terlibat.
Hal ini dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti menerima laporan masyarakat atau melakukan operasi tangkap tangan (OTT) berdasarkan rekaman percakapan.
Dalam kesempatantersebut narsum lainnya, Lisman Manurung, juga memberikan pandangannya dalam acara tersebut, menyoroti pentingnya memahami perbedaan antara korupsi dan insentif.
BACA JUGA:
- KPK Sita Rp400 Juta dan Barang Bukti Lain dalam Penggeledahan Rumah di Jagakarsa Jakarta Selatan
- Sampai Bawa Mesin Penghitung Uang, KPK Sita Puluhan Miliar dari Rumah Mentan Syahrul Yasin Limpo
Ia mengatakan bahwa ketidaksesuaian dengan standar dalam bekerja bisa mengakibatkan penurunan pelayanan masyarakat.