Nilai Rocky

fin.co.id - 30/09/2023, 06:11 WIB

Nilai Rocky

Luhut, di buku itu, disebutkan kenal Gus Dur saat masih jadi Danrem di Madiun. Pangkatnya kolonel. Luhut mendapat tugas berat dari pusat: ''membina'' Gus Dur. Agar Gus Dur bisa berubah dari anti Soeharto menjadi pro-Soeharto. Setidaknya tidak lagi anti.

Kata ''membina'' adalah istilah dunia intelijen untuk tugas menundukkan. Saat itulah Luhut ikut acara-acara keagamaan NU. Terutama istighotsah. 

Kesimpulannya: Luhut tidak berhasil ''membina'' Gus Dur. Ketua Umum PBNU itu sendiri tahu kalau lagi ''dibina''. Maka Gus Dur justru ''membina'' Luhut. Begitulah kalau orang pinter membina orang pinter. Jatuhnya menjadi saling membina.

Anda juga sudah tahu: Gus Dur sangat dekat dengan Jenderal Benny Moerdani, panglima ABRI saat itu. Mungkin perkara bina-membina ini pula yang membuat Luhut tidak pernah menjabat KSAD. Menjabat pangdam pun tidak pernah. Danrem Madiun itulah jabatan tertinggi sebagai komandan teritorial.

Hendro Priyono memanggil Luhut dengan panggilan Gajah. Itu karena badannya besar dan tinggi. Ukuran tubuhnya sangat menonjol dibanding taruna (mahasiswa) Akabri lainnya. Panggilan ''gajah'' itu meluas. Siapa pun memanggil Luhut ''gajah''.

Luhut awalnya masuk SMAN 1 Pekanbaru, Riau. Ayahnya memang pegawai perusahaan minyak Caltex. Luhut pernah juara renang di Riau. Ia pernah dikirim ke PON. 

Saat SMA itu Luhut nakal. Maka orang tuanya memindahkan Luhut ke Bandung. Masuk asrama SMAK 1 Penabur. 

Ketika di militer Luhut sering menyelesaikan pekerjaan melebihi yang ditugaskan. Misalnya ketika diminta mengurus latihan terjun di Amerika. Agar beberapa tentara kita bisa berlatih di sana. Yang dilakukan Luhut adalah: mendatangkan pelatih Amerika ke Indonesia. Berikut pesawatnya dan peralatannya. Dengan demikian yang bisa ikut latihan jauh lebih banyak. Termasuk dirinya sendiri. 

Demikian juga ketika Luhut ditugaskan mengirim tentara untuk latihan perang di hutan. Beberapa tentara harus dikirim ke Inggris. Yang dilakukan Luhut: mendatangkan pelatih dari Inggris. Alasannya: di sana tidak ada lagi medan yang benar-benar hutan.

Di bidang militer, kata Rocky Gerung, di buku itu, nilai Luhut 11 (skala 1 sampai 10). Di bidang pemerintahan nilainya 10. Ada nilai lain yang menurut Rocky harus diperbaiki: etika bisnis. Di bidang ini nilai Luhut 6-7. Rocky menyarankan Luhut segera membuat partai. 

Rizal Ramli bercerita ketika menjadi atasan Luhut di era Presiden Gus Dur. Rizal adalah Menko Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Industri. Luhut menteri perdagangan dan Industri. "Pak Luhut itu pembelajar yang cepat," ujar Rizal. 

Waktu itu harga minyak goreng bergejolak. Harga di pasar internasional naik tinggi. Rizal minta Luhut memanggil bos-bos kelapa sawit. Mereka harus diingatkan: kacang jangan lupa kulit. Mereka menanam sawit di tanah yang diberikan negara. Mereka diberi kredit dari bank milik negara dengan bunga hanya 2 persen. Padahal kredit untuk UKM saja, saat itu, 12 persen.

"Saya senang dapat tugas injak kaki seperti ini," kata Rizal menirukan reaksi Luhut saat itu. Maka harga minyak goreng dalam negeri pun kembali normal.

Saya salut pada Peter F. Gontha yang berinisiatif menerbitkan buku Luhut Binsar Pandjaitan Menurut Kita-kota' ini. Terutama karena tokoh oposisi seperti Rizal dan Rocky Gerung diikutkan di dalamnya. (*)

Komentar Pilihan Dahlan Iskan

Edisi 29 September 2023: Ide Aksi

imau compo

Saya gak bisa menaikkan endurance saya atau fitness saya. Saya belum bisa tambah porsinya. Misalnya, pagi kemarin, saya jogging, 2 km seperti biasa, setelahnya, sesuai saran teman saya dan rusuhan MZA di CHD sebelum ini saya lanjut senam pernapasan, bahkan setengah meditasi. Hasilnya? Malamnya, sebelum isya, setelah makan malam, perut saya mulai tidak enak, mules. Saya ke kamar mandi dan memutuskan tidak isya ke mesjid. Istirahat. Saya pikir, pagi ini sdh pulih. Ternyata belum, habis wudu saya putuskan tidak ke mesjid, salat subuh di rumah tidak didahului rawatib sebelum doa selesai, perut saya sdh minta ke kamar mandi. Apa yg harus dilakukan? 

Admin
Penulis