Abu Mayyada, warga Mekkah, mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa dia sedang keluar membeli rokok dan bensin ketika “semuanya menjadi gelap di hadapan saya” ketika badai terburuk melanda.
“Tiba-tiba saya kehilangan kendali atas kendaraan. Saya tidak dapat melihat apa pun jadi saya mulai mendengarkan Al-Quran di radio. Saya tidak mengerti apa yang terjadi,” katanya.
Warga Mekah, Mohammed, yang seperti warga lainnya meminta untuk tidak disebutkan namanya, mengatakan kepada AFP bahwa pemandangan di sekitar Masjidil Haram sangat menakutkan.
“Semuanya terjadi dalam beberapa menit ketika hujan mulai turun dengan derasnya,” katanya.
Warga lainnya, Yusuf, mengatakan bahwa pada bulan Agustus biasanya terjadi angin kencang di Mekkah, namun badai yang terjadi pada hari Selasa adalah “yang terburuk” yang dapat ia ingat.
Kondisi ini mirip dengan badai tahun 2015 hingga menjatuhkan derek di Masjidil Haram dan menewaskan lebih dari 100 orang serta melukai ratusan lainnya. (*)