Harapannya, kata Agus, dengan adanya Trashing and Tracing, termasuk SLI, ini perlu komitmen dari semua pihak, baik swasta maupun pemerintah untuk diintegrasikan dalam satu sistem, dalam satu platform, sehingga nantinya pelaku usaha dimudahkan.
"Dari hulu ke hilir mereka bisa tahu, kapan barangnya sampai, dari mulai di luar negeri sampai ke pabriknya. Kalau misalnya terlambat barangnya, dia jadi tahu kenapa. Prinsip just in time di industri manufaktur akan terjaga," tegasnya.
Sebagai informasi, peringkat Indonesia berdasarkan indeks LPI Bank Dunia dari 2010-2023 ini naik turun. Pada 2020 Indonesia ada di peringkat 75 dengan skor 2,76, di 2012 menjadi peringkat 59 dengan skor 2,94, di 2014 naik jadi peringkat 53 dengan skor 3,08, di 2016 turun ke peringkat 63 dengan skor 2,98, kemudian di tahun 2018 naik cukup jauh jadi peringkat 46 dengan skor 3,15, sampai kemudian tahun ini turun lagi ke peringkat 63 dengan skor 3. (*)