Belum selesai di situ, Faizal melanjutkan, gonta-ganti rezim di era reformasi watak kekuasaan diperhalus dengan topeng demokrasi.
Hasilnya Megawati mewarisi rakyat dengan skandal BLBI ratusan triliun dan kasus jualan aset negara.
Kemudian, kata Faizal, dua periode SBY, setiap hari rakyat disuguhi rupa macam pencitraan.
Kepemimpinan SBY dituding peragu, namun jauh lebih beradab dan demokratis. "Setidaknya SBY berhasil melunasi utang IMF." ujar Faizal.
Parahnya, sambung Faizal, rakyat hampir 10 tahun terperangkap di gorong-gorong kekuasaan rezim Jokowi.
Di gelanggang kekuasaan ini, segala rupa pertunjukan kejahatan muncul merusak negara.
"Terlalu banyak untuk disebutkan. Mulai dari kegilaan mewariskan beban utang luar negeri, wabah korupsi di BUMN, sok paling Pancasilais, hingga cerita banyolan tentang dugaan ijazah palsu" tuturnya.
Rezim Jokowi seolah hadir merampung berbagai tingkah bobroknya perilaku kekuasaan dari Orla, Orba hingga reformasi. Semuanya tersedia sebagai hikayat politik bagi generasi berikutnya.
"Celakanya di ujung jabatan Jokowi, para pembantunya super sibuk berburu kekuasaan. Hampir separuh menterinya beradu intrik demi berebut tiket Capres dan Cawapres jelang 2024" katanya.
Mereka tidak tampil dengan gagasan besar untuk mendulang simpati rakyat. Tapi sangat norak, saling memanfaatkan jabatan dan upah rakyat untuk berpolitik secara memalukan.
"Akibatnya, para hulubalang kabinet itu rajin menjilat lezatnya kue pembangunan, sembari memohon restu dari Jokowi. Seolah rakyat dianggap bodoh dan patuh pada figur yang didukung usung Istana" pungkas Faizal Assegaf. (*)
✍️????
— Faizal Assegaf (@faizalassegaf) July 5, 2023
Proyek Rumput Kawanan Tikus Berdasi
by Faizal Assegaf (kritikus)
Sudah lama saya dan mungkin mereka yang berfikir cerdas menyimpulkan: Sebuah negara yang dipimpin para maling esensinya lebih hina dari binatang.
Dari zaman ke zaman, perilaku biadab itu tak henti… pic.twitter.com/GZnvgjfzbz