Moeldoko Bantah Bekingi Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang: Emang Gue Preman Apa?

fin.co.id - 03/07/2023, 20:18 WIB

Moeldoko Bantah Bekingi Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang: Emang Gue Preman Apa?

KSP Moeldoko

Moeldoko Bekingi Ponpes Al Zaytun -  Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko akhirnya angkat suara menanggapuj isu dirinya membekingi eksistensi Pondok Pesantren Al Zaytun Indramayu yang dipimpin Panji Gumilang. 

Moeldoko membantah bekingi Al Zaytun dan ia menegaskan dirinya adalah mantan Panglima TNI dan bukan seorang preman.

"Jangan mantan Panglima dibilang-nya beking, emang gue preman apa? Nggak benar nih. Saya juga bisa marah, saya juga bisa marah," kata Moeldoko, Senin 3 Juli 2023.

Moeldoko mengatakan dirinya sudah mengetahui siapa pihak yang memainkan isu tersebut.

BACA JUGA: Ridwan Kamil: Polemik Ponpes Al Zaytun Indramayu Diputuskan Pekan Depan

"Saya sudah tahu siapa yang 'goreng' itu, saya sudah tahu. Tujuannya apa saya tahu," ucap Moeldoko tanpa menyebutkan nama atau pihak tertentu.

Moeldoko tidak menampik mengenal pengasuh Ponpes Al Zaytun yakni Panji Gumilang. 

Berkaitan dengan pemeriksaan yang dilakukan Bareskrim Polri terhadap Panji Gumilang Senin hari ini atas dugaan penistaan agama, Moeldoko mempersilakan hal tersebut.

"Ya periksa aja, kenapa? Sebagai warga negara nggak ada kekebalan, siapa aja, periksa aja. Saya sering tegaskan, saya sudah bicara ke Pak Panji Gumilang, 'hey macam-macam gue orang pertama yang akan beresin'. Itu. Jadi saya mulai (masih menjabat) Pangdam itu sudah datang ke Al Zaytun, untuk melihat secara pasti apa yang dilakukan di sana," ujar Moeldoko.

BACA JUGA: Menko PMK: Pondok Pesantren Al Zaytun Sudah Mirip Negara

Dia menekankan apabila dulu dirinya melihat ada penyimpangan, maka dirinya yang akan bertindak saat itu juga.

Adapun Moeldoko mengaku tidak berkomunikasi dengan Panji Gumilang selama polemik terkait Al Zaytun belakangan muncul, karena dirinya tidak ingin dianggap mengintervensi.

"Nggak, entar (nanti) komunikasi dibilang intervensi. Biar saja berjalan, prinsip sebagai warga negara, (kalau) salah, (ya) tindak. Tetapi jangan karena persepsi yang berkembang, mengadili seseorang, itu yang saya tekankan. Di sana ada puluhan ribu mahasiswa, ada santri. Ambil langkah-langkah, apakah itu persuasif bersifat mendidik, apakah itu law enforcement, kita semua punya instrumennya. Kenapa kita mesti berspekulasi," jelasnya.

Dapatkan berita terkini langsung di ponselmu. Ikuti saluran FIN.CO.ID di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029Vajztq

Admin
Penulis
-->