Suhartanto menceritakan rentetan kronologi kejadiannya. Bermula dari acara pesta dangdut yang juga dihadiri Mulyono pada Minggu, 21 Mei sekitar jam 22.00 malam hari.
Pesta tersebut sejatinya digelar untuk tujuan menyambut kedatangan salah seorang warga yang gagal lolos audisi pencarian bakat penyanyi dangdut di sebuah stasiun televisi swasta. Sekaligus menghibur warga untuk mengobati rasa kecewa.
Saat biduan bernyanyi, Mulyono ikut naik ke atas panggung untuk sumbang suara. Namun tak disangka saat dia melantunkan beberapa lagu, sang Kades tersungkur.
Kondisi Mulyono sangat kritis. Lebih dari 10 jam mendapat perawatan medis di Rumah Sakit PTPN Kaliwates dalam situasi koma, hingga akhirnya dinyatakan meninggal dunia.
Suhartanto menyatakan jika Mulyono meninggal karena kondisi fiksi yang sudah menua.
"Sepertinya, dia kecapekan. Sebelum meninggal, seharian penuh melakukan kegiatan dengan Muspika. Kemudian, masih pergi ke Banyuwangi acara keluarga. Malamnya, dia datang ke pesta dangdut itu sampai pingsan," bebernya.
Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Ambulu, Edy Purnomo mengatakan, jika Mulyono memiliki riwayat darah tinggi.
"Pak Kades punya darah tinggi. Semalam itu mau nyanyi. Tapi baru sebentar tiba-tiba ambruk di panggung," ungkapnya.
Namun pihak RS PTPN Kaliwates belum berhasil dikonfirmasi untuk mendapat keterangan pasti hal yang menyebabkan nyawa Mulyono meninggal.
View this post on Instagram