Sebelumnya, pada 3 Februari 2023 Frank Hoogerbeets memprediksi akan terjadi gempa besar di Turki bagian selatan dan tengah.
Tiga hari kemudian, tepatnya tanggal 6 Februari 2023 gempa berkekuatan magnitudo 7,8 terjadi di Turki. Sebanyak 50.000 orang dilaporkan meninggal dunia.
BACA JUGA: Jangan Panik! Gunung Bawah Laut Pacitan Tidak Ada Hubungan dengan Aktivitas Kegempaan
Frank Hoogerbeets memprediksi gempa magnitudo 8 di Sulawesi, Halmahera dan laut Banda terjadi pada 3-4 Maret atau 6-7 Maret 2023- SSGEOS-Youtube
Frank Hoogerbeets adalah peneliti seismik asal Belanda yang bekerja di Solar System Geometry Survey (SSGEOS).
Ini merupakan lembaga penelitian yang memantau geometri antara benda langit dan bumi.
Dari pantauan tersebut dihubungkan dengan aktivitas seismik alias kegempaan.
SSGEOS melalui situs resminya menyebut geometri tertentu di tata surya dapat menyebabkan gempa bumi.
BACA JUGA: Update Gempa Turki: 1 Warga Lombok Ditemukan Wafat di Reruntuhan Apartemen
Menurut SSGEOS saat gempa bumi terjadi, ada enam benda lain yang tampak berdekatan atau konjungsi membentuk segitiga. Kesimpulan SSGEOS kondisi kerak bumi adalah kuncinya.
"Artinya apa? Apakah jumlah tekanan antara lempeng tektonik dan apakah bagian patahan tersebut telah mencapai batas regangannya atau belum. Secara logis ini menunjukkan hubungan langsung antara penumpukan tekanan di kerak bumi dan muatan elektromagnetik dari geometri planet," jelas SSGEOS.
BACA JUGA: Pengertian Gempa Bumi, Jenis-Jenis dan Penyebabnya