Lifestyle . 22/01/2023, 20:45 WIB
Makhluk mitologi ini disebutkan mudah mengamuk di desa tiap tahun dan merusak rumah, dan menyantap penduduk desa.
Berdasarkan cerita turun-temurun itu Nian takut dengan suara keras.
Oleh karenanya, penduduk sekitar menuangkan bubuk mesiu ke tangkai bambu kering dan melemparnya ke api.
BACA JUGA: Sediakan Listrik Andal Tanpa Kedip, Porseni Sambut Satu Abad NU Hadirkan Kegembiraan Umat
Keributan yang dibuat saat mereka meledak dipercayai akan membuat Nian takut.
Akhir-akhir ini, petasan masih dipakai untuk menyingkirkan arwah jahat.
Rangkaian acara pesta petasan kecil dinyalakan pada larut malam untuk menyimbolkan dering tahun lama, selanjutnya tiga petasan besar dihidupkan untuk menyongsong tahun baru.
Makin keras mereka, semakin baik kemakmuran sepanjang 12 bulan di depan.
BACA JUGA: Chord Buih Jadi Permadani Versi Indonesia, Cover by Tri Suaka dan Zinidin Zidan
Tetapi, pemakaian kembang api untuk kebutuhan pribadi, termasuk petasan, sudah dilarang di Hong Kong semenjak 1960-an karena argumen keamanan.
Hal sama berlaku untuk banyak kota besar di China.
3. Tidak keramas 2 hari
Legenda mengatakan jika pada dua hari awal tahun baru Imlek dikenali sebagai hari kelahiran dewa air.
BACA JUGA: Apa itu Kalkulator Uang TikTok dan Bagaimana Cara Menghitungnya?
Dalam cerita yang dikisahkan, dewa air akan tersinggung ketika berada masyarakat yang membersihkan rambut dan baju mereka.
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com