"Jadi , jangan selalu pertemuan [pejabat] itu dihubungkan dengan agenda tunggal, yakni pilpres. Agenda pemilu kita tidak hanya pilpres, ada tiga yakni pilpres, pileg, pilkada. Nah, di ketiganya kan merupakan situasi demokrasi yang tumbuh berkembang dan tetap harus dijaga," paparnya.
Johnny memberi respon peristiwa yang dialami politisi NasDem Zulfan Lindan dengan politisi PAN Asman Abnur yang mundur dari Menteri tahun 2019 usai PAN memberikan dukungan Prabowo Subianto jadi capres (calon presiden) 2019, merupakan konteks yang berbeda dengan yang terjadi di NasDem sekarang ini.
"Beda situasi politiknya, beda, beda situasi. Kalau NasDem menghormati etika politik. Dan menghormati komitmen politik. Kami tidak ngomong soal periode 2019-2024 yang pertama. Ke-2 , ketika Pak Asman kemungkinan sudah ada capres definitif. Yang ini kan belum ada capres definitif. Yang terbentuk dengan memenuhi syarat presidential threshold. Ini kan belum ada. Belum didaftarkan di KPU, jadi belum bagian dari dinamika politik nasional di dalam ruang demokrasi indonesia yang subur," tandas Johnny.
