Kisah Jajang Komar, Penyandang Disabilitas Sensorik Mata yang Sukses Buka Pijat Refleksi Dibantu Kemensos

fin.co.id - 03/01/2023, 15:13 WIB

Kisah Jajang Komar, Penyandang Disabilitas Sensorik Mata yang Sukses Buka Pijat Refleksi Dibantu Kemensos

Kisah Jajang Komar, fOTO: Kemensos.go.id

Mulanya hanya satu karyawan yang direkrut untuk bekerja di kliniknya. Namun kini, karyawannya sudah mencapai 6 orang.

Omsetnya per bulan kurang lebih Rp10 juta. Jam operasionalnya sejak pukul 08.00 - 21.00 WIB. Di luar itu, ia juga menyediakan mess sederhana dan makan rutin bagi karyawan. Potret bekerja berlandaskan kekeluargaan inilah cita-cita besar Jajang. Sederhana, namun terasa oleh kaumnya.

"Saya berusaha memberi kenyamanan bagi teman-teman, menyediakan makan, tempat tinggal, semoga itu bisa jadi berkah. Karena pengalaman saya dulu kerja, ya saya sewa tempat tinggal sendiri, makan sendiri, jadi ini plusnya yang bisa saya bagi ke teman-teman," katanya.

BACA JUGA: Kemensos Beri Dukungan Produksi Garam Kusamba Melalaui Program PENA

Jajang tidak lupa untuk tetap meng-upgrade kemampuan diri. Saat ia bekerja, ia sambil melanjutkan pendidikan S-1 dengan jurusan Tarbiah - Pendidikan Agama Islam di STAI YAPATA Al Jawami di Cileunyi.

Lulus di tahun 2020, Jajang ikut pelatihan komputer akuntansi di Sentra Wyata Guna Bandung selama 4 bulan. Katanya, ilmu ini penting untuk pencatatan keuangan usaha pijat refleksinya.

Pasca pelatihan, Jajang pun diberikan bantuan laptop dari Sentra Wyata Guna Kemensos untuk menunjang usahanya. Ini menjadi upaya Kemensos untuk memonitor dan mendampingi penerima manfaat hingga mandiri.

Setelah diterapkan, pencatatan keuangan Jajang semakin rapih, sehingga tabungannya telah cukup untuk membuka cabang klinik pijat refleksi.

Akhirnya, di tahun 2021, Jajang membuka cabang klinik pijat refleksi di Bandung Barat dengan karyawan berjumlah 3 orang.

Di masa itu, tepat di kondisi pandemi, di tengah banyak usaha gulung tikar, ia masih mampu bertahan. "Tetap buka, tapi menerapkan protokol kesehatan. Minimal bisa untuk makan bareng teman-teman." katanya.

Tidak sedikit para pelanggan tetap yang rutin melakukan pijat refleksi di sini. Seperti Faiz (37) yang punya pertimbangan khusus sehingga rutin pijat di klinik milik Jajang. "Tempatnya memang tidak terlalu besar, tapi bersih sekali. Terapisnya juga berpengalaman, sehingga pelayanannya baik, ramah dan bikin nyaman," katanya.

Selain senang banyak pelanggan yang memuji pelayanan di kliniknya, Jajang juga merasa bahagia bisa merekrut teman-teman netra. Katanya, itu salah satu tujuan hidupnya.

Solihin, salah satu partner kerja Jajang mengaku telah ikut bersama jajang selama 4 tahun. Ia dan teman-teman yang bekerja merasa nyaman dan merasa tidak hanya terikat hubungan kerja, tetapi lebih jauh adalah hubungan keluarga. Hal ini karena Jajang menciptakan lingkungan kekeluargaan, bukan antara atasan dan karyawan, tetapi sebagai partner kerja.

Semua pencapaian ini tidak lepas dari dukungan istrinya, Nurmala (38) dan orangtuanya. Kepercayaan dirinya sejak kecil tumbuh karena orangtuanya tidak pernah merasa gengsi memiliki anak dengan keterbatasan. Bahkan, dari 5 bersaudara, Jajang yang dinilai lebih mandiri.

Hingga kini, Jajang masih bercita-cita membuka cabang lagi di wilayah Tangerang. Tetap dengan misinya, yaitu memberdayakan teman-teman netra yang punya kemampuan pijat refleksi, mensyukuri anugerah indra raba yang dimiliki.

Admin
Penulis