Sisanya banyak dihabiskan untuk berpikir, membaca buku dan diskusi.
"Saya kagum dengan beliau. Beliau sosok yang luar biasa. Usianya tidak muda, namun ingatannya sangat kuat. Beliau dapat menceritakan masa kecil hingga dewasa. Bahkan dari buku-buku langka yang jarang diketahui orang dapat diceritakannya dengan detail," jelas dia.
Ia merasa kehilangan sosok seorang guru, bahkan kehilangan kamus dan ilmu.
Hingga kini, sambung Mathar, belum ada sosok yang dinilai selevel dengan Babeh Ridwan Saidi.