Bank yang termasuk dalam anggota WSBI di kawasan ini selanjutnya menyepakati serangkaian prioritas untuk tahun depan, seperti pembentukan serangkaian jaringan tematik lintas kawasan untuk memungkinkan bank tabungan dan ritel di sekitar pekerjaan untuk bekerja sama secara teratur dan bertukar praktik terbaik tentang sustainability, keamanan siber, dan inklusi keuangan.
Peserta juga membahas peluncuran program pertukaran untuk karyawan di antara bank anggota serta bekerja, di tingkat regional, pada pembayaran berbasis kode QR lintas batas digital.
"Salah satu solusi untuk memiliki Tabungan dan Perbankan Ritel yang berkelanjutan dan tangguh di era pascapandemi adalah dengan memperkuat digitalisasi sistem perbankan melalui percepatan digitalisasi telah menjadi aktivitas utama di industri manapun di seluruh dunia, kita masih menghadapi tantangan untuk memanfaatkan dampak pertumbuhan ekonomi kepada masyarakat berpenghasilan rendah dan rentan di setiap daerah, Ujar Haru Koesmahargyo, Direktur Utama Bank BTN.
BACA JUGA: Tahun 2023 Bisnis Pembiayaan Rumah Diprediksi Tumbuh Positif, BTN Bidik 5,8 Juta Generasi Milenial
"Inklusi keuangan dapat menjadi salah satu solusi untuk mengatasi tantangan tersebut. Ketersediaan akses yang mudah, terjangkau, dan tepat ke layanan keuangan dapat memberikan bantuan yang signifikan bagi rumah tangga dan merangsang perilaku masyarakat untuk mengelola sumber daya keuangan mereka,” katanya.
Selain itu, lanjut Haru, dukungan Kemitraan Global Inklusi Keuangan kepada para pemimpin G20 dan pemangku kepentingan lainnya mengenai transformasi digital untuk inklusi keuangan juga menunjukkan bahwa rencana aksi konkret untuk masih terus bejalan, yang akan mendorong dampak inklusi keuangan secara lebih efisien dan sebagai Bank BUMN, BTN berkomitmen penuh untuk berkontribusi dalam keberhasilan inisiatif ini.
“Acara WSBI merupakan kesempatan yang sangat baik bagi Bank BTN untuk memperluas wawasan terhadap upaya kami memberikan edukasi keuangan dan inklusi keuangan bagi seluruh masyarakat di tanah air".
"Berdiskusi dan bertukar pikiran dengan rekan rekan kami akan memberikan Bank BTN wawasan yang kuat dan pendekatan praktis sehingga bisnis kami dapat berjalan sesuai dengan tujuan sosial kami menuju masa depan yang lebih baik bagi masyarakat negara kami,” kata Haru.
Haru menambahkan, masyarakat Indonesia dikenal sebagai pengguna internet yang rajin (thejakartapost.com, 2019).
Kemampuan beradaptasi dan kemampuan kita untuk merangkul teknologi baru harus digunakan untuk keuntungan kita dalam membawa pendidikan keuangan dan inklusi keuangan kepada rekan senegara kita dalam skala yang lebih besar dalam waktu sesingkat mungkin.
Semakin banyak orang yang merangkul digitalisasi, akan terbentuk dengan mudah.
“Kita dapat mulai memperkenalkan lebih banyak instrumen keuangan dari waktu ke waktu yang diharapkan mempercepat pertumbuhan ekonomi Indonesia, meningkatkan kesejahteraan negara kita secara umum,” kata Haru.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Distribution & Funding BTN, Jasmin menambahkan bahwa acara yang berlangsung selama tiga hari ini, peserta tidak hanya berkumpul untuk berdiskusi dan berbagi informasi di kelas secara formal tetapi juga bergabung dalam kunjungan lapangan.
BTN Cabang Denpasar terpilih menjadi destinasi pertama yang dikunjungi peserta. Mereka belajar tentang bagaimana BTN menerapkan digitalisasi dan pembayaran melalui smart branch, mobile banking dan portal properti online.
Lalu, peserta mengunjungi salah satu agen perbankan di Denpasar, yang selama ini melayani pembukaan rekening, tarik tunai, setor tunai, pembayaran dan transfer nasabah di daerah terpencil, serta penyaluran program pemerintah.