Catatan Dahlan Iskan . 18/12/2022, 06:00 WIB
"Saya tidak takut Pak Tung selingkuh atau apa. Itu urusan ia dengan Tuhan. Saya takut kalau Pak Tung sakit," ujar Ming Ming.
Tidak hanya begitu sayang pada istri. Cara Tung berbakti pada orang tua juga istimewa. Bukan hanya kepada ibunya. Juga kepada bapaknya.
BACA JUGA: Mau Voting
Waktu bapaknya sakit, Tung belum kaya. Tapi sudah bekerja. Sudah punya penghasilan. Ia pun berhemat habis untuk bisa menyenangkan sang ayah.
Tung cari tempat kos yang sederhana. Yang murah. Agar bisa menabung. Pun bila tempat tidur di rumah kos itu lebih pendek dari panjang badannya.
Tinggi badan Tung 183 cm. Panjang ranjang di tempat kos sederhana hanya 178 cm.
Ia harus menabung. Ia ingin membelikan jam tangan ayahnya. Ayahnya selalu ingin punya jam tangan yang bagus.
BACA JUGA: Protein Yuda
Suatu saat Tung jalan-jalan dengan sang ayah. Mampir toko jam. Ayahnya lama sekali melihat satu jenis jam tangan di toko itu. Balik lagi. Lihat lagi. Balik lagi. Lihat lagi.
Tung menyimpan dendam di dadanya. Ia pengin membelikan sang ayah jam yang itu. Menunggu ada uang.
Setelah tabungannya cukup, Tung ke toko jam itu. Ia beli arloji itu. Ia pun mengajak sang ayah jalan-jalan. Lewat toko itu lagi. Sang ayah tentu mampir lagi. Ingin melihat jam incarannya itu.
Kecewa.
BACA JUGA: Durian Tarmidji
Jam yang ia suka sudah tiada.
Tung segera mengobati kekecewaan sang ayah. Ia keluarkan jam yang dimaksud dari sakunya. Ia serahkan jam itu ke ayahnya, di toko itu.
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com