News . 15/12/2022, 21:31 WIB
Baik kandidat maupun partai politik.
Jawa menjadi basis dan wilayah tarung utama, dalam mendulang suara sebanyak mungkin.
Berdasarkan data DPT KPU tahun 2019. Jumlah pemilih di DKI Jakarta, mencakup 4,1 persen dari total nasional.
BACA JUGA: Kejar Target Desa Berlistrik di Seluruh Pelosok Negeri, PLN Gandeng TNI Petakan Strategi Wilayah
Banten 4,3 persen; Jawa Barat 17,4 persen; Jawa Tengah & DI Yogyakarta 16,1 persen; Jawa Timur 16,2 persen.
Sementara di luar Jawa, Sumatera meliputi 20,4 persen. Bali & Nusa Tenggara 5,3 persen; Kalimantan 5,9 persen; Sulawesi 7 persen; serta Maluku dan Papua 3,3 persen.
"Jadi bayangkan, saat Jawa Barat hampir setara dengan dengan seluruh Sumatera. Lalu Jawa Timur atau Jawa Tengah melampaui seluruh Kalimantan yang hanya 5,9 persen dan Sulawesi yang cuma 7 persen. Di Jawa, ada tiga provinsi yang menjadi lumbung elektoral terbesar," terang Hanta.
Karena itu dapat simpulkan, sosok yang bisa memenangkan pertarungan di dua wilayah, di antara tiga lumbung suara di Jawa, akan menjadi pemenang Pilpres.
BACA JUGA: Ada Pejabat DKI Jakarta 'Bermain' di Proyek Pengadaan Barang dan Jasa, Siapa Dia?
"Pak Jokowi misalnya. Tahun 2014 dan 2019, Pak Jokowi menang di Jawa Tengah yang merupakan basisnya. Pak Prabowo, unggul di Jawa Barat. Di Jawa Timur, Pak Jokowi unggul cukup tebal atas Prabowo. Sekitar 1-2 juta suara. Itu cukup untuk menambal kekalahan di beberapa provinsi lainnya. Di provinsi-provini Sumatera kan, Pak Jokowi banyak kalahnya," tutur Hanta.
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com