JAKARTA, FIN.CO.ID - Sebanyak 5 obat sirop yang mengandung zat berbahaya melebihi ambang batas telah dirilis Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta Widyastuti mengimbau, sementara kepada seluruh jajaran RSUD dan puskesmas untuk menghentikan pemberian sirop pada anak.
Imbauan tersebut berdasarkan laporan klinis pada 17 Oktober 2022 lalu yang melihat adanya pola serupa pada pasien-pasien yang dirawat dengan adanya riwayat penggunaan obat sirup merek tertentu.
BACA JUGA: Penderita Kolesterol Tinggi Boleh Makan Gorengan, tapi Minyaknya Pilih yang seperti Ini
Widyastuti mengatakan, jumlah kasus saat ini bisa jadi fenomena gunung es dan yang terdeteksi gejala berat saja.
Pihaknya menilai, jika EG dan DEG berperan menjadi salah satu faktor.
Maka, bisa jadi gejala ringan yang menyerang persarafan atau otak tidak terdeteksi seperti pusing, mudah lelah.
“Orang tua harus lebih peka dan memantau anak minimal 5-9 hari dari konsumsi obat sirup terakhir. Bahkan gejala keracunan EG dan DEG ini ada yang onsetnya cepat bisa hitungan jam 12-72 jam dari terpapar,” ujar Widyastuti, Selasa (25/10).
Belajar dari Gambia, ungkap Widiyastuti, ada beberapa faktor penyebab gangguan ginjal akut atau Acute Kidney Injury (AKI).
Antara lain bakteri, baik dari pernapasan dan pencernaan; toksin obat; malnutri (status gizi kurang).
“Terkait bakteri sebagai faktor penyebab, maka itu kualitas makanan dan air bersih sangat penting. Jangan tercemar bakteri e.coli, shigella, dan lain-lain. Masak air dan makanan sampai matang,” ucap Widyastuti.
Widyastuti meminta masyarakat agar menjaga imunitas tetap baik dengan makanan bergizi, pola hidup sehat, cuci tangan rajin, jaga kesehatan lingkungan termasuk kebersihan air dan makanan.
BACA JUGA: ASN DKI Punya Peluang Jadi Pejabat karena Banyak Kursi Kosong, Politisi: Pekerjaan Rumah PJ Gubernur
“Kondisi pancaroba atau cuaca membuat imunitas manusia menurun dan kuman lebih mudah masuk ke dalam tubuh. Mencegah sakit dan deteksi dini adalah kunci utama pencegahan AKI,” kata Widyastuti.