Anggaran itu sebesar Rp455,6 triliun yang difokuskan untuk penanganan kesehatan, perlindungan masyarakat, dan penguatan pemulihan ekonomi.
Menyoal target pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, Pemerintah juga berupaya mengimplementasikan strategi berupa reformasi struktural melalui beberapa hal.
Di antaranya seperti UU Cipta Kerja, percepatan digitalisasi, pemberantasan kemiskinan ekstrem, hilirisasi industri berbasis prinsip ekonomi hijau, serta optimalisasi Lembaga Pengelola Investasi (LPI)/INA yang diarahkan ke sektor energi terbarukan.
BACA JUGA: Menko Airlangga Terima Kunjungan Pemenang Ajang Pencarian Bakat Italia
Langkah deregulasi perizinan berusaha berbasis risiko (OSS-RBA) juga terus dilakukan Pemerintah guna menjadi game changer dalam mendorong peningkatan investasi.
Dalam kesempatan tersebut, Menko Airlangga juga menyebutkan upaya Pemerintah dalam mengembangkan Electric Vehicle (EV) untuk hilirisasi komoditas dan juga sebagai percepatan transformasi menuju teknologi hijau.
Strategi pengembangan yang dilakukan yakni dengan menjaga ketersediaan bahan baku untuk industri hilir serta meningkatkan investasi guna pengembangan rantai nilai baterai EV secara end-to-end.
“Berbagai upaya Pemerintah terus dilakukan terutama untuk mewujudkan perekonomian agar tumbuh lebih cepat, oleh karena itu saya berharap seluruh pelaku mendukung kebijakan Pemerintah, dan Pemerintah akan terus mendorong untuk meningkatkan kerja sama dengan pihak swasta,” pungkas Menko Airlangga.
Kegiatan tersebut turut dihadiri antara lain oleh Menteri Investasi Indonesia/Kepala BKPM, Wakil Menteri Keuangan, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri, Wakil Ketua Otoritas Jasa Keuangan, serta Sinar Mas Board Member. (dft/fsr)