KOTABARU, FIN.CO.ID -- Pencarian korban tanah longsor di lokasi tambang emas di Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, masih terus dilakukan.
Namun saat ini, pencarian terhadap korban longsor tersebut terpaksa dihentikan karena curah hujan tinggi dan cuaca buruk.
BACA JUGA: 2 Warga Bima Terjebak di Dalam Rumah Panggung yang Terbakar
BACA JUGA: Sadis, Berebut Warisan Satu Keluarga Dikubur dalam Septic Tank di Lampung
Plt Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kotabaru Hendra Indrayana mengatakan, karena kondisi alam di lokasi sangat berbahaya pencarian terpaksa dihentikan.
"Tim terpaksa menghentikan pencarian korban tanah longsor, karena kondisi alam di lokasi sangat berbahaya akibat curah hujan tinggi dan yang lainnya," katanya, di Kotabaru, Kamis, 6 Oktober 2022.
Diketahui, bencana tanah longsor di lokasi tambang emas di Desa Bulu Kuning Kecamatan Sungai Durian Kabupaten Kotabaru, terjadi pada Senin, 26 September 2022 lalu.
Data sementara, sebanyak sembilan orang meninggal dunia, enam orang luka-luka dan dua orang masih belum ditemukan.
BACA JUGA: Kecelakaan Maut Terjadi di Kupang, Empat Orang Dilaporkan Tewas
Korban yang menderita luka-luka sebanyak enam sebagian masih di rawat di rumah sakit terdekat dan dirawat di rumah keluarga dan rumah masing-masing.
Sedangkan dua orang korban lainnya hingga saat ini masih belum ditemukan.
Dua orang korban yang belum ditemukan tersebut yakni, Ravi (28) asal Rantau Kabupaten Tapin dan Parin (25) asal Nagara Kabupaten Hulu Sungai Selatan.
Korban meninggal dunia yaitu Wahid (35) warga Pemangkih Kabupaten Banjar, Padliannor (50), Inal (31), dan Salman (30) warga Pelaihari Kabupaten Tanah Laut, sedangkan dua korban yang diperkirakan suami istri masih belum diketahui identitasnya.
Sedangkan lima korban luka-luka yaitu Isay (50) warga Pelaihari Kabupaten Tanah Laut, Asul (40) Batu Kajang, Hamidah (46) Sungkai, Anang Suryadi (60) Sungkai dan Mardiah (50) Sulawesi.